BOGOR – Puasa Ramadan sudah rutin dilakukan selama bertahun – tahun, dan sudah dilaksanakan berulang – ulang. Oleh sebab itu, harus mendapatkan hasil yang baik setelah setelah puasa selama satu bulan. Apabila, setelah melaksanakan ibadah puasa Ramadan tapi tidak memberikan efek yang baik pada tubuh berarti ada yang salah dengan puasa yang kita jalankan.
Demikian diungkapkan Ferry Haky dokter Klinik Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) di Ruang kerjanya Rabu, (8/5).
“Melaksanakan puasa perlu juga di evaluasi, kalau sudah rutin melaksanakan puasa Ramadhan tapi tidak ada efek yang baik bagi tubuh, mungkin ada yang salah dengan cara makan, apa yang dimakan saat berpuasa atau salah metodenya,”katanya.
Ia mengatakan, puasa Ramadan adalah servis besar bagi tubuh, jika seseorang hanya melaksanakan puasa hanya di bulan Ramadhan saja setiap tahun tanpa diikuti servis – servis yang kecil, maka saat berpuasa biasanya akan turun staminanya. Akan merasa lemas ketika menjalankan puasa.
“ Diibaratkan mesin, mesin itu ga mungkin lima tahun langsung servis kan ? pasti ada servis – servis kecil seperti ganti oli, per tiga bulan, kalau langsung servis besar pasti ada yang aus, banyak kerak sehingga harus ada servis – servis kecil tersebut, “ ujarnya.
Puasa Ramadhan kalau dikatakan sebagai servis besar kata Ferri harus diikuti servis – servis kecil, seperti puasa sunnah Senin, Kamis atau puasa – puasa sunah lainnya, sehingga pada saat puasa besar tidak terlalu banyak racun – racun yang harus dibersihkan dalam tubuh. Setelah itu berhenti puasanyapun harus pelan – pelan pula diturunkannya dengan cara berpuasa Syawal.
“ Jika kita melakukan hal ini, maka hasil maksimal bisa didapat dari puasa Ramadhan ini, “ ungkapnya.
Agar tetap produktif bekerja meski sedang berpuasa, ia menyarankan untuk mengikuti sunnah Rasul, dengan menyegerakan berbuka, mengawali dengan mengkonsumsi buah, karena buah itu tidak membutuhkan energi untuk dicerna menjadi energi dan akan memberikan efek kenyang.
“ Setelah kita berpuasa selama 14 jam, kemudian kita lapar dan ketika berbuka langsung menyantap berbagai makanan yang berat ini akan membutuhkan energi bagi tubuh untuk mencernanya sehingga energi malah habis buat mencerna dan ini membuat badan justru jadi lemas., “ jelasnya.
Ia melanjutkan, konsumsi makanan manispun harus dalam jumlah secukupnya, karena jika berlebihan akan membuat badan lemas, karena insulin belum siap untuk mengenali glukosa tubuh itu. Insulin yang diistirahatkan selama puasa kalau terlalu banyak gula tiba – tiba masuk maka insulin belum siap untuk mencerna gula sehingga insulin kecapekan dan menimbulkan efek lemas pada tubuh. Menurut Ferri makanan yang sedikit berat bisa dikonsumsi setelah shalat maghrib dan makan besar setelah shalat tarawih. Sementara untuk sahur, sebaiknya diakhirkan, dengan menu yang memadai yaitu dengan makanan berkarbohidrat, lemak, protein dan lengkapi juga dengan buah dan tidak disarankan tidur lagi setelah sahur. (RG/PPMKP)