Ciawi--Setelah sehari sebelumnya menggelar Shalat Ied, rangkaian peringatan Idul Adha 1439H di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) ditandai dengan pemotongan dan pembagian daging qurban kepada masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Huda PPMKP ini dilangsungkan di area kebun Komplek Bina Karakter PPMKP, Kamis (23/8).
Panitia pelaksana kegiatan mengemas daging qurban yang berasal dari lima sapi dan dua domba dalam 900 paket yang dibagikan kepada masyarakat di tujuh kampung sekitar PPMKP. Menurut Kepala PPMKP, Heri Suliyanto, kegiatan pemotongan hewan qurban yang rutin dilakukan di PPMKP merupakan bentuk komitmen para pequrban dalam menjalankan syariat sekaligus kegiatan sosial kemasyarakatan.
"Kegiatan pemotongan hewan qurban ini adalah bentuk keikhlasan melaksanakan perintah Allah, hubungannya dengan Allah atau hablum minallah, sekaligus hablum minannaas, kegiatan sosial kepada masyarakat di sekitar PPMKP," papar Heri.
Heri mengapresiasi para karyawan PPMKP juga peserta Latihan Dasar CPNS yang telah menitipkan pengelolaan hewan qurbannya kepada DKM Al Huda PPMKP. Kegiatan tersebut menjadi bukti guyubnya karyawan PPMKP dengan masyarakat sekitar.
Sementara itu, Ketua DKM Al Huda PPMKP, Ferry Haki menyatakan pelaksanaan pemotongan hewan qurban yang dilakukan berpedoman pada Peraturan Menteri Pertanian No.114 tahun 2014 tentang Pemotongan Hewan Qurban. Hal tersebut dilakukan agar daging yang dibagikan kepada masyarakat bisa memenuhi kriteria Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).
"Kita menerapkan prinsip ASUH ini mulai dari pemilihan hewan yang akan dipotong, pemeliharaan dan pemotongan, pengolahan dan pengemasan hingga pendistribusiannya," terangnya.
Ketika memilih hewan, lanjut Ferry, dipilih hewan yang memenuhi ketentuan syariat, seperti cukup umur, sehat, tidak cacat maupun luka. Demikian pula perlakuan hewan dengan memperhatikan prinsip animal welfare (kesejahteraan hewan), baik itu saat di kandang, pengiriman, hingga penyembelihan.
"Kita perlakukan hewan qurban itu dengan baik, tidak menyakitinya. Ketika akan disembelih pun kita pisahkan tempatnya, agar hewan yang belum disembelih tidak melihat hewan lain yang sedang disembelih," ucapnya.
Hal tersebut dilakukan agar hewan tidak stress, sehingga lebih mudah ketika akan disembelih dan tidak membuat kualitas dagingnya menurun.
Demikian pula pada saat pengemasan, kebersihan tempat, alat yang digunakan dan petugasnya jadi perhatian utama. "Kami mengemasnya dengan sangat memperhatikan kebersihannya. Kami pisahkan daging dan jeroannya, yang dikemas masing-masing dalam plastik bening yang higienis. Setelah itu kami bagikan kepada masyarakat kurang dari empat jam setelah penyembelihan," tambahnya.***(mnh)