Jakarta--Teknologi memiliki peran besar peningkatan kuantitas dan kualitas produk pertanian. Bahkan Penerapan teknologi modern, menjadi salah satu kunci sukses untuk mencapai target pembangunan pertanian, yakni menjadi lumbung pangan dunia di tahun 2045. Hal tersebut terungkap dalam gelaran Indonesia International Agricultural Machinery, Equipment, Technology, & Services Exhibition (INAGRITECH) di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, 25-27 Juli lalu.
Menurut Direktur GEM Indonesia, yang juga ketua penyelenggara kegiatan, Baki Lee, pameran tersebut juga dirancang untuk mempertemukan para Praktisi, Akademisi, Peneliti, Profesional, dan para pengambil keputusan di sektor pertanian. Kesempatan tersebut menjadi ajang membahas dan bertukar pengalaman mengenai isu-isu, studi kasus dan perkembangan teknologi pertanian di era digital. Tujuannya, tambah Lee, mendukung visi pemerintah dalam mewujudkan swasembada di sejumlah komoditas pertanian dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
“Pameran yang dihadiri oleh kalangan profesional dan pebisnis alat mesin pertanian nasional dan internasional ini diharapkan akan menjadi platform paling komprehensif untuk sektor industri alat mesin dan kimia pertanian dan mempermudah pemerintah dan kalangan profesional untuk menemukan alat mesin pertanian yang lebih kompetitif dan berteknologi tinggi guna mendukung program pemerintah dalam menguatkan sektor pertanian Indonesia,” papar Lee.
Guna mendukung program kedaulatan pangan, pemanfaatan teknologi khususnya di bidang pertanian menjadi salah satu fokus utama dari Kementerian Pertanian. Sehingga para petani sebagai pelaku serta pelaksana bidang pertanian dikhususkan terbiasa memanfaatkan kemajuan teknologi tanpa mengurangi unsur-unsur tradisional yang sudah melekat di masyarakat tani.
Hal tersebut diamini Ketua Gapoktan Mandiri Jaya Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Ahmad Basari. Menurutnya penerapan teknologi sudah semestinya tidak mengabaikan unsur tradisonal yang ada. "Boleh teknologi, tapi unsur tradisional jangan ditinggalkan," ucap salah satu undangan dalam opening ceremony terebut.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Masyarakat Agribsinis dan Agroindustri Indonesia (MAI), Fadel Muhammad mengungkapkan teknologi pertanian semakin hari semakin berkembang sehingga sebagai bagian dari masyarakat agribisnis dan agroindustri berharap pameran dan seminar penting seperti ini bisa menghasilkan sesuatu yang positif bagi kemajuan Indonesia.
Sementara itu, Rita Setiawati, Kepala Bagian Umum Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) menilai pameran yang menghadirkan teknologi terkini di sektor pertanian adalah hal yang sangat positif. Apalagi kegiatannya disertai sharing informasi para stakeholder sektor pertanian.
"Yang tidak kalah penting, kemajuan teknologi dan hasil sharing informasi itu bisa diketahui oleh masyarakat luas melalui sosialisasi kepada pelaku utama dan pelaku usaha sektor pertanian. Hal ini bisa dilakukan dengan melibatkan penyuluh pertanian dan media massa," papar Rita.
Rita menyambut baik, keterlibatan Radio Pertanian Ciawi (RPC) sebagai media partner yang bisa langsung menyampaikan kepada masyarakat tani terkait informasi kemajuan teknologi pertanian saat ini, termasuk yang dihadirkan dalam kegiatan INAGRITECH.
RPC yang mengudara di 88,6 FM dari kawasan PPMKP Ciawi, memang menjadi salah satu media partner kegiatan tersebut. Radio yang bisa diakses secara live streaming melalui laman rpc886fm.id ini menyiarkan program-program untuk para petani, juga konsisten menyampaikan informasi teknologi yang mendukung peningkatan kualitas pertanian Indonesia.
Menurut Account Representative RPC, Yudi Ilyassa, pihaknya memang konsisten menyampaikan informasi yang mendukung kemajuan sektor pertanian, salah satunya terkait teknologi dan kebijakan pertanian. "Misalnya inovasi sektor pertanian, seperti hadirnya kendaraan 6WD-FA. Produk dalam negeri yang bisa menjawab perasalahan yang ada," ucapnya.
Kendaraan 6WD-FA adalah kendaraan Pemupuk Sawit Berbasis Kendaraan Berpenggerak 6 Roda rancangan dari Fakultas Teknik Mesin dan Biosistem dari Institut Pertanian Bogor. “6WD-FA merupakan sebuah karya dari Desrial dan Raite dari FATETA-IPB. Mesin pemupuk yang dapat bermanuver lebih lincah di areal lahan berbukit, mempunyai ground pressure antara kendaraan 4 roda dan crawler, namun mempunyai kecepatan yang lebih tinggi dari kendaraan transporter jenis trek (crawler)”, ucap Cahyo, perwakilan representatif stand IPB.*** (yi; ed: mnh)