Posted in Berita on May 08, 2018.

Ciawi (PPMKP) : Kondisi pelabuhan Samarinda yang meskipun tergolong besar tapi merupakan pelabuhan curah yang artinya setiap kapal bebas sandar dimana saja dan kapalpun baik itu kapal dating dan kapal berangkat dalam kondisi bersamaan, penumpang tidak terawasi karena dari pintu mana saja mereka bisa masuk mengharuskan peran karantina hadir disitu. Hal tersebut menjadi inspirasi Ozy Fachrurozie peserta Diklat Kepemimpinan Tk. IV Kementerian Pertanian angkatan XIV untuk menyusun proyek perubahan berjudul Peningkatan Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian Serta Pengawasan dan Penindakan melalui Mobil Pelayanan Karantina di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda yang di paparkan dihadapan penguji, coach dan mentor dalam seminar aktualisasi laboratorium kepemimpinan di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi Bogor, Kamis (5/7).

Peran Karantina pertanian adalah mencegah masuk dan tersebarnya penyakit baik itu hewan maupun tumbuhan dari satu wilayah ke wilayah lain. Selama ini hampir 50% penumpang tidak lapor ke karantina, sehingga informasi dan pemberian pengertian terhadap pentingnya kelengkapan dokumen karantina harus disampaikan.

“ Dengan adanya karantina dekat dengan mereka diharapkan mereka bisa patuh dan mengikuti prosedur yang ada, “ ujar Ozy.

Dengan mobil layanan ini masyarakat akan lebih mudah mendapatkan pelayanan tanpa harus masuk kekantor karantina di pelabuhan, karena mobil ini digunakan pada saat keberangkatan dan kedatangan kapal.  Selain itu dapat menghindari calo dan menekan pungutan – pungutan diluar ketentuan. Ozy menuturkan semenjak mobil layanan ini digunakan angka sertifikasi yang awalnya sekitar 400 sekarang sudah mencapai 500an walaupun mobil yang digunakan saat ini adalah mobil operasional biasa dan sarana yang seadanya.

“ Missing data yang tadinya 35% kini menjadi 14%, ini berarti terjadi penurunan angka pelanggaran, “ jelasnya.

Sementara itu Agus Sugiyono Kepala Stasiun Karantina Pertanian kelas I Samarinda yang menjadi mentor menuturkan mobil layanan karantina ini merupakan jawaban  baik terhadap kondisi pelabuhan maupun kondisi karantina di Indonesia.  Pihaknya merasa optimis proyek perubahan ini bisa diterapkan di seluruh Indonesia yang kondisinya sama dengan di samarinda. Optimisme ini beralasan karena setelah proper ini di share di grup KUPT di Indonesia sudah banyak yang tertarik. Ia berharap kedepan Badan karantina dapat menyediakan mobil yang didisain sesuai kebutuhan baik dari peralatan, power maupun sarana komunikasinya. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan sehingga masyarakat lebih mudah mendapatkan pelayanan dan mengerti pentingnya dokumen karantina untuk hewan atau tumbuhan yang dibawa atau didatangkan dari luar wilayahnya.

“ Kalau di kepolisian ada SIM keliling, pajak keliling maka karantina ada mobil layanan, “ Pungkasnya.