Posted in Berita on Jul 16, 2019.

Ciawi Bogor – PPMKP : Diskusi seru terjadi saat Kepala Pusat Diklat Pengembangan SDM BPPK Kementerian Keuangan Anies Said Basalamah menyampaikan materi Memimpin di Era Milenial, Senin (15/7) pada Pelatihan Leadership Di Era Milenial yang digelar Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP). Peserta yang merupakan pejabat Administrasi dan Pejabat Pengawas di lingkup Kementerian Pertanian ini bertanya dan berbagi pengalaman seputar gaya kepemimpinan yang ideal menghadapi staf para milenial dan staf senior dan sikap yang harus mereka ambil. Menanggapi pertanyaan tersebut Anies mengajak peserta untuk mengenali karakteristik umum para milenial. Ia menyebut milenial itu sering tidak bisa betah di satu pekerjaan untuk jangka waktu yang lama (job hopper) sehingga mereka sering dipertanyakan apa motivasi mereka, sudah bisa apa saja dalam jangka waktu sependek itu di satu pekerjaan, komitmen (engagement) mereka seperti apa pada pekerjaan, dan bagaimana kemampuan mereka beradaptasi dengan teman sekerja terutama yang tidak seusia mereka. Bahkan dianggap loyal hanya pada diri sendiri “ Kaum milenial maunya bekerja flexi, tapi bila sedang ada yang dikerjakan, mereka seperti tidak mengenal waktu dan achievement oriented. ,Sering tidak bisa konsentrasi lama pada hal tertentu, dan “pelariannya” adalah gadget, “ sebutnya. Maka lanjutnya cara yang tepat untuk memimpin dan mengelola para milenial adalah dengan Kepemimpinan Situasional yang mengacu pada kapan pemimpin atau manajer suatu organisasi harus menyesuaikan gayanya agar sesuai dengan tingkat perkembangan para pengikut yang ia coba pengaruhi. Dalam kepemimpinan situasional, pemimpin atau manajer menyesuaikan gaya kepemimpinannya tergantung pada empat situasi/ kondisi anak buahnya: Blanchard adalah Telling , Selling, Participating dan Delegating. Namun Tidak semua orang bisa menggunakan gaya kepemimpinan situasional. Anies menuuturkan pada umumnya gaya kepemimpinan seseorang bersifat tetap. Ia mencontohkan ada boss yang merasa justru anak buahnyalah yang harus menyesuaikan. “Yang bos itu saya, masa saya yang harus menyesuaikan diri? Anak buah dong yang menyesuaikan, ” tuturnya. Hal tersebut akan wajar bila dikaitkan dengan uraian jabatan pegawai nomor 13 kurang lebih berbunyi: “melaksanakan semua pekerjaan yang ditugaskan atasan” “ Uraian tersebut dapat diartikan tugas anak buah adalah mengikuti atasan, bukan tugas atasan menyesuaikan dengan anak buah, “ ucapnya Kepemimpinan situasional ini katanya bila disesuaikan dengan perilaku milenial maka cara yang tepat untuk memimpin dan mengelola para milenial adalah dengan memerankan fungsi orang tua (parenting), dengan memanfaatkan teknologi yang dimiliki organisasi, menyediakan lingkungan kerja yang kondusif dan memahami kalau mereka kurang sabar, ingin segera selesai dan sebagainya (impatience). (RG/PPMKP)