Ciawi—Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah berkah yang harus disyukuri, karena tidak semua orang bisa menjadi PNS. Namun menjadi PNS juga menjadi tantangan untuk memberikan yang terbaik untuk negara dan masyarakat. Demikian diungkapkan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Hari Priyono, saat membuka Latihan Dasar Calon PNS (Latsar CPNS) di Komplek Bumi, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Bogor, Senin (19/3).
Terlebih, menurut Hari, CPNS yang diterima Kementerian Pertanian tahun ini adalah CPNS yang berasal dari formasi khusus. Konsekuensinya, CPNS yang diterima harus menunjukkan kekhususan dan keunggulannya di bandingkan dengan pegawai dari formasi reguler.
“Untuk formasi reguler tahun ini, baru dirumuskan, dan belum tentu ada penerimaannya di tahun ini. Jadi Saudara harus bersyukur dengan menunjukkan keunggulan Saudara,” ucap Hari.
Sejatinya PNS adalah pelayan bagi negara dan masyarakat. Sehingga PNS dituntut untuk bisa memenuhi kebutuhan yang dilayaninya. Secara individu, seorang PNS juga dituntut untuk jadi insan pembelajar, yang senantiasa meningkatkan kapasitas diri untuk menyesuaikan dengan lingkungannya.
“Seorang PNS harus jadi seorang pembelajar yang siap berubah sebagaimana organisasi Kementan yang juga sebagai organisasi pembelajar, tidak hanya settled pada suatu kondisi. Bisa jadi berdasarkan hasil kajian, ternyata masalah benih memiliki dampak yang sangat krusial, maka Kementan bisa membentuk direktorat jenderal tersendiri untuk mengelola masalah perbenihan,” papar Hari.
Setidaknya, lanjut Hari, ada tiga kompetensi yang harus dimiliki PNS. Pertama, Kompetensi Teknis, yakni kemampuan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan posisi di mana PNS tersebut ditempatkan. Diharapkan PNS yang baru bisa belajar dan menguasai setiap detil pekerjaan dengan baik.
Kompetensi kedua yang harus dimiliki PNS adalah Kompetensi Manajerial. PNS dituntut memiliki kemampuan untuk memimpin dan bekerja sama dengan orang lain, membangun jejaring serta menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan.
Kompetensi ketiga adalah Kompetensi Sosiokultural. Kemampuan untuk memahami dan beradaptasi dengan budaya dan kebiasaan yang berbeda-beda. Kompetensi ini, papar Hari, menjadi sangat penting, bahkan bisa menjadi kunci suksesnya suatu program pembangunan.
“Teknologi bisa saja dilahirkan dengan cepat, tapi penerapannya sangat erat kaitannya dengan aspek budaya. Di sinilah kompetensi sosiokultural menjadi kunci sukses tidaknya suatu program alih teknologi,” tambah Hari.
Apalagi menurut Hari, pertanian di Indonesia dibangun atas budaya yang berbeda-beda yang tersebar di berbagai daerah. Sehingga pendekatan pembangunan pertanian di Brastagi akan berbeda dengan di daerah Pangalengan dan daerah daerah lainnya.
Hari berharap para CPNS bisa memanfaatkan kesempatan dalam Latsar untuk banyak belajar dan membangun jejaring kerja. “Ingat kesempatan Latsar ini hanya sekali, tidak bisa ngulang. Jadi manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Tunjukkan bahwa Anda memang memiliki keunggulan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala PPMKP Heri Suliyanto dalam laporannya menyebutkan Latsar CPNS yang berlangsung selama 113 hari ini, merupakan gelombang pertama Latsar bagi CPNS Kementerian Pertanian yang diangkat dari formasi khusus.
“Latsar gelombang pertama ini diikuti 120 peserta dari 436 CPNS Kementerian Pertanian. Peserta akan mengikuti pembelajaran secara klasikal di PPMKP selama 30 hari, dan aktualisasi di instansi masing-masing selama 80 hari,” papar Heri.
Selama di PPMKP, peserta akan mengikuti rangkaian materi pelatihan yang terbagi dalam empat agenda besar, yakni Agenda Sikap Perilaku Bela Negara, Agenda Nilai-nilai Dasar PNS, Agenda Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI, dan Agenda Habituasi yang membiasakan dan aktualisasi dengan berbagai kompetensi yang diperoleh dari pembekalan. *** (mnh)