Cianjur--Sejumlah pemuda tampak khusuk mendengarkan paparan Ketua Kelompok Tani Okiagaru-Ikamaja, Agus Ali Nurdin. Mereka adalah para petani muda yang sedang mengikuti magang yang diselenggarakan Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, 24-27 Juli lalu.
Para pemuda ini mengikuti beragam kegiatan di Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) yang dikelola Kelompok Tani Okiagaru-Ikamaja. Menurut Agus Ali Nurdin, materi yang disampakan dalam kegiatan tersebut meliputi aspek etika, pengetahuan serta keterampilan. "Kami menyebutnya NPK. Nilai, Pengetahuan dan Keterampilan," papar pemuda yang pernah magang pertanian di Jepang ini.
Menurutnya, selain meteri teknis pertanian, kegiatan magang tersebut juga menekankan penumbuhan jiwa kewirausahaan pertanian. "Bertani itu tidak hanya kotor-kotoran saja, tapi harus bisa menghitung dari sisi bisnisnya, sehingga pertanian ini jadi kegiatan yang menguntungkan secara ekonomi," ucap Agus.
Yang lebih penting lagi menurut Agus, penumbuhan jiwa wirausaha itu harus disertai pemahaman moral dan etika wirausaha. Oleh karenanya, materi wiramor atau kewirausahaan bermoral jadi salah satu bahasan dalam magang tersebut.
Selain mengikuti kegiatan di P4S Okiagaru-Ikamaja yang berlokasi di Kampung Tunggilis, Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, para peserta juga melakukan praktik dan kunjungan ke beberapa tempat lain. Salah satunya ke Pangsit Vegetables, sebuah unit pengolahan hasil pertanian binaan P4S Okiagaru-Ikamaja. Di tempat ini peserta melihat praktik bisnis di sektor hilir, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian beserta inovasi-inovasinya.
Peserta juga mengunjungi green house untuk mempelajari teknik pembibitan dan perbanyakan aneka varietas sayuran yang dibudidayakan petani. Selain itu, peserta juga diajak mengunjungi sentra produksi jamur untuk mempelajari teknik budidaya hingga perlakuan pasca panennya.
Kegiatan magang di P4S Okiagaru-Ikamaja, menurut Umi Chandra Cahyati, salah satu peserta asal Maleber, membuka wawasannya mengenai manajeman pertanian yang menguntungkan secara bisnis. Selain itu, menurut pembina Kelompok Wanita Tani di Maleber ini, kegiatan tersebut telah menumbuhkan kebanggaannya berprofesi sebagai petani.
“Target ke depan kami setelah magang ini agdalah mengajak para petani muda yang lain dengan visi yang sama yakni memiliki kebanggaan dengan profesi petani dan memperjuangkan kemajuan pertanian Indonesia,” papar alumnus IPB ini.
Senada dengan Umi, peserta lain asal Cikalong Kulon, Fatoni Saputra mengungkapkan magang tersebut membuka wawasannya bahwa pertanian adalah bisnis yang sangat menjanjikan. “Para pemuda sebenarnya tidak perlu lagi bingung mencari pekerjaan, tidak harus kerja di pabrik atau di kantoran, tapi bisa mengembangkan potensi desa, baik itu pertanian maupun peternakan,” ucapnya.
Memang, menurut Agus, salah satu hal yang ditekankan dalam magang petani muda tersebut adalah kebanggaan berprofesi petani. Sehingga melalui achievement motivation training yang diterapkan dalam kegiatan, bisa menguatkan niat untuk berprofesi sebagai petani. “Jangan lupa dengan jati diri bangsa ini sebagai bangsa agraris, kita harus bangga dan cinta dunia pertanian,” pungkasnya.*** (panji; ed: mnh)