Posted in Berita on May 09, 2016.

Ciawi – Indonesia dikenal sebagai negara agraris, karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013 menunjukkan jumlah petani di Indonesia mencapai 31.7 juta orang.

Sebagai negara yang sangat potensial di sektor pertanian, sudah selayaknya Indonesia menjadi salah satu negara makmur di dunia. Bagimana tidak, kekayaan negeri ini sangat melimpah ruah. Di segala sektor kehidupan menjamin secara pasti kesejahteraan manusia. Namun sayangnya, kualitas sumber daya manusia yang ada di Indonesia belum sebanding dengan ketersediaan sumber daya alam yang ada.

Dilihat dari postur demografi Indonesia, jumlah pemuda menempati puncak sumber daya manusia di Indonesia. Berdasarkan data statistik pada tahun 2013 saja jumlah pemuda mencapai 62,6 juta orang. Artinya hampir dari seperempat penduduk Indonesia tak lain isinya adalah pemuda.

Pemuda bisa dijadikan subjek utama sebagai penggerak pertanian Indonesia. Dimana pertanian bukanlah sebuah sektor tradisional yang kurang bergengsi dan tidak memberikan nilai tambah, tetapi merupakan sektor strategis yang mampu memberikan nilai tambah yang berlipat jika dikelola secara profesional. Bahkan kemajuan sektor-sektor lain sangat bergantung pada kemajuan sektor pertanian.

Petani muda bisa menjadi salah satu bentuk rasa cinta tanah air karena bertani adalah mempertahankan identitas asli bangsa sebagai bangsa agraris dan melestarikan nilai-nilai luhur yang berkepribadian dan tercermin dari aktivitas bertani. Dimana dalam bertani akan timbul jiwa-jiwa yang sederhana, jujur, dan mengedepankan budi pekerti.

Berwirausaha dalam pertanian bisa menjadikan petani muda mandiri yang inovatif, kreatif, mampu bersaing, berwawasan global, dan profesional. Dan untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan meningkatkan keterampilan teknis agribisnis dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, seperti halnya “Diklat Kewirausahaan bagi Petani Muda” yang dilaksanakan di Komplek Tirta Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi.

Selama 7 (tujuh) hari dari tanggal 8 .sd 14 Mei 2016, ke-26 orang petani muda/ pengurus aktif pada kelompok tani/ P4S yang berasal dari 3 provinsi (Jabar, Banten, dan Papua) di didik dan dilatih.

Kepala PPMKP, Heri Suliyanto, dalam sambutan pembukaan Diklat berpesan bahwa sekembalinya peserta bisa mempraktekan apa yang sudah didapat dari Diklat tersebut, karena hasil pangan akan memegang peranan penting dalam dunia bisnis kedepannya. ***(yi)