Perubahan Sumber Daya Manusia Itu Penting
Tata Sukmara, S.Sos, M.Pd*
Setiap organisasi baik publik maupun private, untuk kelangsungan hidup dan geraknya organisasi perlu adanya perubahan. Tanpa adanya perubahan, maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan mampu bertahan lama. Perubahan bertujuan agar organisasi tidak menjadi statis, melainkan tetap dinamis dalam menghadapi perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan peningkatan kesadaran terhadap pelayanan yang berkualitas.
Tidak semua Sumber Daya Manusia (SDM) memahami dan mengerti tentang pentingnya melakukan perubahan. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pemahaman terhadap karakter perubahan, apa itu perubahan, mengapa perlu perubahan, dan faktor apa yang mendorong perubahan. Termasuk juga kesiapan untuk melakukan perubahan dan bagaimana mengelola perubahan agar mencapai tujuan.
SDM merupakan kunci utama karena manusia menjadi subjek dan sekaligus menjadi objek perubahan serta mempunyai sifat menolak terhadap adanya perubahan. Oleh karenanya, perubahan SDM dimulai dengan melakukan pengikisan terhadap pola perilaku lama yang cenderung bertahan dengan keadaan yang sudah lama dijalaninya. Setelah itu, secara bertahap ditekankan upaya membuka diri agar bersedia menerima pola pikir baru yang berkembang secara dinamis. Di sinilah perlu adanya pemberdayaan SDM yang merupakan kebutuhan untuk berlangsungnya proses perubahan.
Meskipun perubahan adalah sebuah keharusan, namun kita sering merasa ragu, atau boleh jadi, tidak berkeinginan untuk melakukannya karena berbagai alasan, di antaranya adalah adanya ketakutan. Hal ini timbul karena kita tidak tahu secara pasti apa yang ada dibalik perubahan itu. Banyak dari kita yang beranggapan bahwa melakukan perubahan itu bagaikan masuk kedalam goa yang gelap gulita. Kita tidak mengetahui apa yang ada di dalamnya, jangan- jangan ada sesuatu yang akan membahayakan.
Berbeda ketika kita berjalan di tempat terang, semuanya akan nampak jelas terlihat. Mungkin saja benda yang ada di tempat yang gelap dan terang sebenanya sama, tetapi kita akan yakin kemana langkah kaki akan diayunkan sehingga terhindar dari bahaya, ketika kita sudah tahu dengan jelas benda tersebut.
Hal lain yang tidak terpisahkan dari perubahan adalah risiko. Selalu ada risiko dari sebuah perubahan yang dilakukan. Sebagai contoh, untuk mengubah nasib dari seorang petani gurem menjadi seorang yang memiliki penghasilan tetap, kita perlu melakukan perubahan. Misalnya dengan cara melakukan pembinaan terhadap peningkatan kemampuan secara berkelanjutan, diteruskan dengan pemanfaatan lahan "nganggur", termasuk juga pemberian modal tanpa bunga.
Upaya mengubah nasib petani tersebut, tentu saja tidak lepas dari faktor risiko. Ada risiko yang mungkin terjadi, misalnya kegagalan atau kerugian yang tentu saja akan menyakitkan. Tidak heran, jika banyak dari kita yang sudah merasa nyaman dengan kondisi yang ada, dan tidak mau melakukan perubahan.
Di sinilah pimpinan diuji keberaniannya untuk mengambil keputusan sulit dalam mengatasi ketidakpastian, ketakutan, dan resiko sebagai konsekuensi dilakukannya perubahan. Komitmen diperlukan untuk tetap fokus pada usaha untuk meraih sukses, walaupun harus menghadapi berbagai hambatan, rintangan, kesulitan, kesemuanya itu sekaligus dibuat sebagai peluang.***
*) Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan PPMKP