Jakarta, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo meminta generasi milenial pertanian untuk memanfaatkan paradigma baru dunia digital dalam mengembangkan pertanian.
Hal itu disampaikan saat mengukuhkan 67 orang Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan melalui Agriculture War Room (AWR) awal pekan ini.
"Pertanian sekarang tak lagi sama dengan pertanian di masa lalu. Di era digital seperti sekarang sektor pertanian juga beradaptasi dengan teknologi 4.0 untuk menjawab tantangan ke depan. Disitulah peran serta generasi milenial," katanya.
Sudah ada beberapa contoh petani milenial yang berhasil memanfaatkan teknologi di sektor pertanian. Tak tanggung-tanggung keuntungan yang ditorehkannya hingga berpuluh-puluh juta.
Pendiri P.O Sayur Organik Merbabu (SOM), Shofyan Adi Cahyono di antara salah satu anak muda yang berhasil memanfaatkan teknologi di sektor pertanian. Ia memulai bisnisnya sejak usia belasan tahun dan hingga sekarang menjadi pengusaha pertanian yang sukses.
Sebagai Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Citra Muda, Ia juga menjalani profesi sebagai Konsultan pertanian, Fasilitator dan Asesor pertanian Organik di Lembaga Sertifikasi Profesi Pertanian Organik (LSPPO) Jakarta.
Dipilih Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai salah satu duta petani milenial, ia mengaku bangga karena bisa lebih banyak mengenal orang-orang hebat dan menularkan ilmu serta pengalamannya kepada petani muda yang lain.
"Pertanian telah membawa saya, ke Taiwan untuk belajar pertanian organik, Pertanian pula yang menuntun saya bertemu dengan tokoh-tokoh penting di Indonesia bahkan sampai ke Presiden Jokowi," ujarnya.
Memulai bisnis menjual sayur organik sejak 2014, Shofyan kini bisa menikmati manisnya berbisnis di sektor pertanian. SOM yang digagasnya sudah memasarkan 50 jenis sayuran organik kesejumlah daerah di pulau Jawa hingga Kalimantan. Bahkan ke negara Singapura dengan omzet mencapai Rp60 juta per bulan.
"Rencana kedepan kami akan tetap fokus dipertanian organik dengan mengembangkan bisnis, menjalin relasi, kemitraan serta membuat konten-konten seputar pertanian organik supaya pertanian organik dapat lebih dikenal masyarakat terutama petani muda," tuturnya
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, peningkatan petani pengusaha milenial merupakan upaya Kementan mempercepat Regenerasi Petani.
Ia juga terus mendorong petani pengusaha milenial tak hanya menyuplai kebutuhan dalam negeri, tapi juga memenuhi kebutuhan negara tetangga alias ekspor.
"Turunnya jumlah petani berusia muda akan menimbulkan krisis petani, oleh karenanya regenerasi petani mutlak dilakukan karena mereka paling berperan sangat strategis didalam pembangunan pertanian Indonesia kedepan, di era modern, era 4.0, karena mereka dipastikan melek teknologi dan cerdas," kata Dedi Nursyamsi