Semarang—Panen padi di Desa Rejoso, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, 26 Januari lalu, membuat anggota Kelompok Tani Gayamsari merasa senang. Pasalnya panen padi kali ini terhitung cukup bagus. Produktivitas padi varietas C4 yang dipanen di lahan seluas 32 hektar tersebut mencapai 7,2 ton Gabah Kering Panen (GKP) per hektar.
Ketua Kelompok Tani Gayamsari, Puji Rusmanto merasa senang dengan hasil penen tersebut. “Panen kali ini sangat baik hasilnya, relatif tidak ada gangguan OPT maupun cuaca. Harga saat ini juga sedang tinggi,” ucapnya.
Puji mengaku, hasil panen yang diperolehnya tidak lepas dari kerja sama dengan penyuluh dan dinas setempat. Pemilihan bibit jenis C4 memang sangat cocok dengan daerah tersebut, karena varietas ini tahan rendaman dan tahan angin (tidak gampang roboh). Selain itu, sistem tanam jajar legowo juga terbukti mampu meningkatkan produksi.
Kelompok Tani Gayamsari, menurut Penyuluh Pertanian dari Balai Penyuluhan Pertanian Ambarawa, Imam, memang mendapat bantuan dari Pemerintah Pusat dan Daerah berupa alat dan mesin pertanian dan pembangunan jalan usaha tani. “Dengan adanya jalan usaha tani ini, memudahkan petani untuk mengoperasikan alsintan dan mengangkut hasil panen,” papar Imam.
Sementara itu, di saat yang sama, di Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, juga dilaksanakan panen. Panen dilaksanakan di tiga desa, Desa Banyubiru, Desa Ngrapah dan Desa Brongkol. Penyuluh Pertanian Kecamatan Jambu, Udin Syamsudin mengatakan, hasil ubinan penen di Kecamatan Jambu mencapai sembilan ton per hektar.
Lebih lanjut, Udin Syamsudin memaparkan, sebagian besar masyarakat di kecamatan ini, menanam padi varietas IR 64, dan baru sebagian yang menerapkan sistem tanam jajar legowo. Meski, pengairan tersedia sepanjang tahun dari irigasi yang bersumber dari Rawa Pening, Udin menyebutkan, petani hanya memanfaatkannya untuk dua kali tanam dalam setahun. “Para petani di daerah ini menanam dua kali dalam setahun, ada jeda tanam dua bulan, karena di masa itu biasanya terjadi serangan hama tikus,” jelasnya.
Ketua Jabatan Fungsional Dinas Pertanian Kabupaten Semarang, Ismanto mengatakan, hingga akhir Desember 2017, luas panen di Kabupaten Semarang mencapai 43.053 hektar. Produksi rata-rata mencapai 5,68 ton GKP per hektar. “Total produksi hingga akhir Desember mencapai 244.539 ton GKP atau setara 154.549 ton beras,” jelas Ismanto.
Dari hasil tersebut, papar Ismanto, Kabupaten Semarang masih surplus 52.102 ton beras, karena kebutuhan konsumsi beras penduduk Kabupaten Semarang tercatat 86.235 ton. *** (regi; ed: mnh)