Bogor – PPMKP : Pencapaian gemilang sector pertanian selama 4 tahun ini diakui Menteri Pertanian tidak lepas dari peran penyuluh pertanian di lapangan yang sudah bekerja keras, siang – malam , panas terik bahkan ketika hujan . Hal tersebut disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat membuka Temu Koordinasi Penyuluh Pertanian dan Tenaga Teknis pertanian yang digelar BPPSDMP di IPB Convention Center, Kamis (20/12).
“ Mereka adalah pahlawan-pahlawan pangan kita. Mereka yang berjuang siang malam di lapangan, kena sinar matahari, kena hujan, pantang menyerah," tegasnya.
Amran mengakui tidak mudah bekerja dilapangan, Ia tahu persis hal itu karena sebelum menjadi pengusaha dan kini menjabat sebagai Menteri dirinya adalah seorang penyuluh pertanian lapangan (PPL). Diakui oleh Menteri Amran, menjadi PPL adalah pekerjaan mulia dan paling penting ikhlas dan istiqamah.
"Saya pernah digaji hanya Rp 150 ribu, kemudian Rp 325 ribu, terakhir Rp 800 ribu. Tapi tidak perlu menyerah. Berjuang di lapangan bersama petani di bawah terik matahari, diguyur hujan, mengabdi tanpa pamrih," kenangnya.
Dahulu Menteri Amran melakukan tugas dengan mendatangi 25 rumah tangga petani setiap harinya sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai penyuluh pertanian.
"Saya tahu bagaimana sulitnya menyuluh, mengubah mindset petani. Kami punya penemuan, punya sawah dijual untuk produksi racun tikus, diberikan ke masyarakat gratis. Itupun tidak mau," ujarnya.
Amran menceritakan dirinya pernah dilarang membunuh tikus, karena dikhawatirkan dengan membunuh akan dating serangan yang lebih banyak lagi. Iapun terus berupaya mencari cara membasmi tikus yang ampuh dengan cara mempelajari perilaku tikus.
"Tikus ternyata menentukan kapan hujan, kapan kemarau, kapan cuaca normal. Kalau sarangnya diatas, berarti sebentar lagi akan banjir. Kalau dia turun ke bawah tanah, berarti akan kekeringan. Demikian juga dengan semut," tuturnya.
Upayanya tidak sia – sia, pada akhirnya Ia berhasil menciptakan racun tikus.
"Kami dulu ciptakan racun tikus namanya Tiran, anda kenal ? Tiran artinya tikus mati diracun Amran. Itu kreasi saya. Jadi PPL harus inovatif," ujarnya.
Tidak hanya membasmi tikus, Amran melanjutkan cerita pengalamannya, membasmi ribuan hama babi yang mengganggu tanaman pertanian warga. Ia memulai dengan melalukan riset makanan yang disenangi babi, untuk kemudian dijadikan umpan. "Saya kasih telur, ndak suka. Saya kasih tikus, ndak mau. Saya kasih kepiting, nah baru dia suka. Saya kasih dulu 3 kali, berikutnya baru kita bawakan kepiting satu truk yang sudah diracun. Saya kondisikan semua warga agar yang punya anjing pemburu semua diikat, “ kisahnya.
Hasilnya, 2 ribu lebih ekor babi hama tanaman mati. Karena diumpan bersamaan, maka tidak ada kesempatan hewan babi untuk memberi tahu yang lainnya bahwa mereka sedang diberi umpan racun.
"Dua ribu lebih hama babi mati dengan racun kepiting. Ini membuat saya mendapatkan kenaikan pangkat menabrak ketentuan, 6 kali dalam 4 tahun", kenangnya.(regi – PPMKP)