Posted in Berita on Apr 02, 2019.

Ciawi Bogor – PPMKP : Setelah berhasil mengembangkan salak Slebor (Sleman Bogor), tanaman Lidah buaya kini menjadi usaha pertanaman unggulan di Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Antanan yang berlokasi di Desa Cimande, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Dari lahan satu hektar yang diusahakan P4S yang pernah menjadi binaan Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) ini, sekitar 4,000 meter persegi ditanami lidah buaya.

Suhandi Ketua P4S Antanan, Cimande, Caringin Kab. Bogor. Menurut Suhandi Ketua P4S Antanan tumbuhan yang memiliki nama latin aloe vera ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Selain dijual segar ditangan P4S Antanan lidah buaya diolah menjadi berbagai jenis makanan dan minuman serta obat – obatan. Dijelaskan Suhandi untuk obat – obatan P4Snya mengolah lidah buaya menjadi tepung yang kemudia dibuat kapsul. Ide membuat kapsul lidah buaya ini bermula dari dirinya yang menderita maag dan mencoba mengkonsumsi lidah buaya kemudian sembuh.

“ Lidah buaya ini bisa mengobati maag akut. saya menderita maag sejak lama. Saya coba konsumsi lidah buaya dan maag saya perlahan sembuh. Sekarang saya buat kapsul lidah buaya untuk mempermudah konsumsi untuk yang kena maag,” jelas Suhandi.

Kapsul idah buaya kini menjadi salah satu produk unggulan dari Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Antanan, Cimande. Kapsul lidah buaya buatannya dikemas dalam botol isi 50 kapsul dengan aturan minum 1 kapsul setiap hari sebelum makan. Apabila rutin dilakukan maag akan sembuh. Suhandi menganjurkan walaupun telah sembuh minum kapsul liah buaya tetap dilanjutkan untuk menjaga kesehatan. Untuk pemasaran dirinya mengandalkan pengunjung yang datang ke P4S nya, masyarakat sekitar maupun wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata sekitar P4S dan sekarang ia sudah mencoba memasarkan melalui media sosial. Selain dibuat kapsul iapun mengolah lidah buaya menjadi teh, juice dan nata de aloevera.

Tanaman lidah buaya yang ditanam kata Suhandi merupakan varietas yang memiliki keunggulan produksi. Tanaman ini setiap pelepahnya memiliki berat sekitar 0,8 – 1,2 kg dan dapat dipanen dua kali dalam sebulan sejak bulan ke 10 -12 setelah penanaman hingga tahun kelima. Mutu panen setiap pelepah sebagian besar tergolong mutu A yaitu tanpa cacat atau serangan hama penyakit daun.

Saat ini permintaan lidah buaya dalam bentuk pelepah segar berasal dari Jakarta. Bahkan beberapa dokter kecantikan berkunjung ke P4S Antanan dan berniat menjalin kemitraan untuk bahan baku kosmetik karena kandungan lendir lidah buaya seperti diketahui memiliki kandungan antioksidan yang baik.

Menurut Suhandi potensi dan peluang bisnis tanaman lidah buaya sangat menjanjikan dilihat dari kebutuhan di tingkat suplier saja sampai 1 ton per minggu dan itu pun belum bisa terpenuhi.

“Lidah buaya banyak peminatnya, baik untuk bahan baku kosmetik maupun untuk kesehatan,” jelasnya.

Dituturkan Suhandi bertanam lidah buaya sangat mudah karena bisa ditanam di semua ketinggian tanah. Bahkan daerah asam seperti gambut pun bisa tumbuh. Serangan hamapun sangat minim. (PPMKP)