Posted in Berita on Apr 24, 2018.

Ciawi--Kementerian Pertanian mendorong Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) menghasilkan petani berjiwa wirausahawan. Hal tersebut diungkapkan Kepala Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP), Heri Suliyanto saat membuka Pelatihan Metodologi Bagi Pengelola P4S di Komplek Bumi, PPMKP Ciawi, Senin (23/) lalu.

Heri mengatakan P4S sebagai mitra pemerintah dalam melaksanakan kegiatan pelatihan pertanian, telah banyak berkontribusi dalam peningkatan kualitas petani. Banyak petani yang sukses setelah mengikuti pelatihan di P4S. Namun demikian, pemerintah mendorong agar P4S lebih gencar lagi dalam melahirkan wirausahawan di sektor pertanian.

Menurut Heri, Indonesia memiliki modal yang bagus untuk menjadi negara yang maju, salah satu caranya adalah menumbuhkan etos kewirausahaan penduduknya. "Berdasar data, suatu negara bisa dikatakan maju, jika 5 persen dari penduduknya merupakan pengusaha atau wirausaha mandiri. Setelah etos kewirausahaan dapat ditingkatkan, maka syarat berikutnya adalah kepemimpinan harus diperbaiki," ucap Heri.

Oleh karena itu, tutur Heri, Kementerian Pertanian melalui PPMKP terus berupaya mengembangkan P4S, salah satunya melalui Pelatihan Metodologi yang dikhususkan untuk meningkatkan kapasitas pengelola P4S. Para pengelola P4S ini akan dilatih pengelolaan pelatihan yang tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis pertanian, namun juga mampu menumbuhkan jiwa wirausaha.

"Saat ini P4S merupakan tempat berlatih, namun tidak tertutup kemungkinan akan berkembang menjadi lembaga ekonomi pertanian, sehingga diharapkan memiliki etos jiwa kewirausahaan," papar Heri.

Untuk mendukung hal tersebu, PPMKP menghadirkan penggagas terbentuknya P4S, Syamsudin Abbas sebagai seorang narasumber. Syamsudin yang juga Ketua Yayasan Amal Masyarakat Pertanian Indonesia (YAMPI), sejak awal memang mengarahkan P4S sebagai lembaga pelatihan swadaya yang bisa menumbuhkan semangat wirausaha di kalangan petani.

Menurutnya kewirausahaan adalah suatu proses penciptaan sesuatu yang bagus, dan membuat sesuatu berbeda dari yang sudah ada, dan bertujuan untuk mencari kesejahteraan hidup dan nilai tambah. "Wirausaha adalah orang yang inovatif, mampu mengelola sumberdaya dan mampu mewujudkannya secara mandiri untuk meningkatkan kesadaran diri masyarakat," papar Syamudin yang pernah menduduki jabatan Kepala Badan Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian ini.

Sementara itu, dalam laporannya, Kepala Seksi Pelatihan Fungsional Non Rumpin Ilmu Hayat Pertanian, Susan Twisawati mengungkapkan pelatihan yang dilangsungkan 22-28 April ini diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pengelola P4S dalam menerapkan metodologi permagangan, baik permagangan reguler maupun yang diperuntukkan bagi peserta yang mengikuti orientasi untuk magang di Jepang.

Latihan Metodologi sendiri, tambah Susan, merupakan bagian rangkaian kegiatan yang selenggarakan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian. "Sebelumnya para peserta mendapatkan pembekalan Koordinasi Kerjasama Bagi P4S yang dilaksanakan oleh Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan). Setelah ini peserta akan mendapatkan pembekalan bagi Pelaksana Orientasi Magang Jepang di kampus Yayasan Amal Masyarakat Pertanian Indonesia (YAMPI) Jakarta," ucapnya.

Tercatat  30 orang peserta mengikuti pelatihan ini. Mereka berasal dari provinsi Jawa Barat, NTT, Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Aceh, dan Banten. ***(yi; ed:mnh)