Ciawi—Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Kapuslatan) Kementerian Pertanian, Widi Hardjono secara resmi menutup Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) Golongan III Angkatan 7 dan 8 di Komplek Bumi, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepmimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Rabu (29/8) lalu.
Widi yang didampingi Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelatihan PPMKP, Lebu, mengatakan sekembalinya dari Ciawi, para alumnus Latsar harus bisa meneruskan penerapan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di instansinya masing-masing. Artinya, para pegawai baru ini selain memiliki kepribadian yang baik, juga harus memiliki kompetensi dan komitmen untuk melaksanakan tugas-tugas yang ada.
Widi menambahkan, para lulusan Latsar harus bisa menjadi yang terbaik dalam melakukan segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan. “Baik saja tidak cukup, good is not enough, tapi harus jadi yang terbaik, the best,” tegas Widi.
Melalui Latihan Dasar yang telah dijalani oleh CPNS ini, lanjut Widi, diharapkan bisa mengembangkan potensi masing-masing. Sehingga kedepannya ketika menjadi PNS selalu siap melaksanakan perintah maupun tugas yang diberikan oleh atasan dengan sebaik-baiknya.
Widi juga berpesan agar fokus dalam menjalankan tugas dan mau belajar untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. “Untuk menjadi yang terbaik, Saudara harus mau belajar, tidak berhenti sampai kapan pun,” terangnya.
Sementara itu, dalam laporan pelaksanaan kegiatan yang disampaikan ketua panitia penyelenggara, Susan Twisawati Indiani, peserta Latsar CPNS angkatan 7 dan 8 dinyatakan lulus 100 persen. Kelulusan tersebut didasarkan pada penilaian pada lima aspek, yakni kemampuan akademik dengan bobot 20 persen, penilaian rancangan aktualisasi yang berbobot 20 persen, penilaian hasil pelaksanaan aktualisasi sebesar 30 persen, penilaian sikap dan perilaku 10 persen, serta penilaian penguatan kompetensi bidang yang berbobot 20 persen.
Latihan yang berlangsung sejak 1 April tersebut diikuti 80 CPNS Kementerian Pertanian dari 10 unit eselon I. Sebanyak lima orang dari Sekretariat Jenderal, enam orang dari Inspektorat Jenderal, kemudian dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan, Ditjen Hortikultura, Ditjen Perkebunan dan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, masing-masing dua orang. Selain itu, ada delapan peserta dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM, 17 orang dari Badan Litbang Pertanian, 25 orang dari Badan Karantina, dan 11 orang dari Badan Ketahanan Pangan. *** (dea; ed: mnh)