Pandeglang : Untuk mewujudkan harapan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengembangkan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) menjadi Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani), Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus berupaya mendorong BPP bertransformasi menjadi BPP Kostratani.
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menjelaskan transformasi BPP menjadi Kostratani ditandai dengan terkoneksinya Agriculture Operation Room (AOR) di BPP secara online dengan Agricultural War Room (AWR) di Kantor Pusat Kementan Jakarta, bertepatan dengan hari ulang tahun kemerdekaan RI ke 75 tanggal 17 Agustus 2020.
” kita akan transformasikan seluruh BPP di Tanah menjadi Kostratani. Dan ini kita lakukan bertahap hingga tahun 2021. Peningkatan peran BPP juga dilakukan untuk meningkatkan kemampuan petani, penyuluh, para eksekutor pertanian di lapangan termasuk petani milenial. Dan itu semua ada di dalam Kostratani,” jelas Dedi.Nursyamsi.
Sesuai arahan Kepala Badan, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) sebagai unit pelaksana teknis BPPSDMP yang bertanggungjawab mendampingi program Kementan di wilayah Kabupaten Pandeglang melaksanakan bimbingan teknis (Bimtek) dan entry data aplikasi laporan program utama pertanian bagi 10 BPP yang akan menjadi Kostratani. Bimtek melibatkan 10 koordinator penyuluh bertempat di BPP kecamatan Mandalawangi, Selasa (11/8).
Widianto Kepala Bidang Program dan Evaluasi PPMKP menjelaskan pelaksanaan Bimtek entry data ini, merupakan upaya PPMKP mempercepat konektivitas BPP Kostratani dengan AWR melalui pengisian aplikasi laporan utama pembangunan pertanian yang diinput langsung dari 10 BPP Kostratani dan dua model BPP Kostratani di Kabupaten Pandeglang.
Lebih jauh diungkapkan bimtek tersebut sangat erat berkaitan dengan data. Untuk itu penyuluh dilatih dan dibimbing mulai dari membuka aplikasi hingga entry data.
Widianto menyampaikan akurasi data sangat dibutuhkan untuk para pemangku kepentingan menentukan kebijakan pertanian. Karenanya, kemampuan input data dari para penyuluh harus terus ditingkatkan. Penyuluh dianggap sebagai sumber data pertanian yang actual dan factual, karena data disampaikan secara rutin setap minggunya langsung dari lapangan.
“ Akurasi data sangat dibutuhkan, untuk membentuk Big Data. Penyuluh merupakan sumber data pertanian yang paling faktual karena penyuluhlah yang paling mengetahui realita di lapangan. Aktual karena disampaikan rutin setiap minggu, “ ucap Widianto.
Ia menyampaikan melalui bimtek ini, penyuluh dilatih untuk menginput data-data tujuh komoditas utama (padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai merah, gula dan daging ), saprotan, KUR, CPCL dan data lainnya melalui laporanutama.pertanian.go.id sehingga nantinya dapat diakses oleh semua pihak yang berkepentingan dengan data tersebut. (Regi/PPMKP).