Posted in Berita on Aug 10, 2019.

Keterangan Foto : dr. Feri Haky, M.Si. Dokter Balai Pengobatan PPMKP, sarankan untuk mngolah daging kurban dengan bumbu sederhana untuk menghindari kolesterol dan hipertensi

BOGOR – Idul Adha tiba, semua umat muslim akan merayakannya dengan memotong hewan kurban apakah sapi, domba atau kambing dan dagingnya akan dibagikan kepada mereka yang kurang mampu. Semua akan menyantap dagingnya dengan berbagai cara memasak. Amankah memakan daging terutama kambing atau domba yang selama ini identik dengan kolesterol dan hipertensii?

Feri Haky dokter Balai Pengobatan Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) menyatakan, yang memicu hipertensi, kolesterol itu bukan jenis dagingnya tetapi cara memasaknya.

“Banyak pendapat yang menyatakan koq makan daging kambing tidak boleh untuk yang hipertensi, makan daging sapi kolesterol. Padahal, yang menjadi masalah bukanlah jenis dagingnya, tapi olahannya, dimasak apa daging itu, “ ujarnya, Jum’at(10/8).

Indonesia kata Feri, banyak bumbu dan menggunakan garam, santan. Itulah yang sebenarnya berpengaruh terhadap hipertensi. Pada etnis tertentu misalnya di Timur Tengah atau Arab mereka sudah terbiasa dan tidak terpengaruh.

“Mereka terbiasa mengkonsumsi daging tapi aman – aman saja. Karena dagingnya dimasak dengan bumbu – bumbu yang sederhana dan dalam kondisi segar,” tuturnya, saat ditemui di ruang kerjanya.

Olah karena itu, Feri menyarankan untuk memasak daging dengan cara dibuat sup (direbus) atau sate dengan garam yang tidak berlebihan ketimbang digoreng dalam minyak banyak atau menambahkan santan menjadi gulai. Daging yang digoreng atau menggunakan santan yang terlalu banyak dapat meningkatkan jumlah kolesterol jahat dalam tubuh dan berpengaruh terhadap tekanan darah. Daging sapi, kambing dan domba banyak mengandung nutrisi supaya tidak kehilangan nutrisi perhatikan cara penyimpanan apabila disimpan beku pastkan samakan dulu dengan suhu ruang.

“Daging beku tidak boleh dipaksa disamakan dengan suhu ruang, biarkan dulu bunga esnya hilang dan mencair baru kemudian olah,” terangnya.

Sebaiknya sebelum disimpan direbus dahulu agar resiko daging rusak jika disimpan lama bisa diperkecil dan pisahkan jeroan dengan daging, Ia melanjutkan yang paling baik mengkonsumsi daging dalam kondisi segar, artinya baru dipotong tidak lebih dari dua jam langsung dimasak kemudian dikonsumsi.

Untuk itu tak perlu takut untuk mengonsumsi daging kurban selama tidak berlebihan, dagingnya berasal dari hewan sehat dan memperhatikan cara pengolahannya. Dengan cara itu, berbagai santapan daging kurban akan tetap bisa dinikmati secara sehat dan aman. (RG/PPMKP)