Posted in Berita on Apr 04, 2018.

Ciawi—Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Momon Rusmono mengharapkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Pertanian bisa menerapkan Budaya Kerja Kementerian Pertanian dalam melaksanakan tugasnya. Hal tersebut disampaikannya pada Pembukaan Latihan Dasar (Latsar) Calon PNS Kementerian Pertanian, di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Selasa, (3/4).

Pada kesempatan tersebut, Momon memaparkan Budaya Kerja Kementerian Pertanian yang terdiri atas Komitmen, Keteladanan, Profesional, Integritas, dan Disiplin (KKPID) sebagai pedoman perilaku yang wajib dilaksanakan. Komitmen kepada institusi diwujudkan dengan upaya yang sungguh-sungguh untuk memberikan yang terbaik untuk institusi.

Pegawai Kementerian Pertanian, lanjut Momon, juga harus menjadi teladan bagi masyarakat di sekitarnya. “PNS ini jumlahnya hanya sekitar empat juta orang, dibanding 250 juta penduduk Indonesia, PNS ini sebenarnya orang pilihan, jadi sepantasnya bisa jadi teladan di lingkungannya,” paparnya.

Pegawai Kementerian Pertanian juga harus menunjukkan nilai profesionalisme. Profesionalisme, menurut Momon, tidak hanya terkait dengan keahlian dan kemampuan melaksanakan pekerjaan saja, melainkan kemampuan untuk bersosialisasi di masyarakat.

Budaya kerja yang harus diterapkan berikutnya adalah integritas. Integritas ini, lanjut Momon, ditunjukkan dengan kesesuaian antara apa yang dipikirkan, diucapkan dan dikerjakan. “Terakhir adalah disiplin. Disiplin dalam waktu, dalam melaksanakan tugas, dan dalam segala hal,” tegasnya.

Sebelumnya, Momon menceritakan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, selalu menekankan semua pegawai Kementerian Pertanian untuk berupaya menjadi yang terbaik. “Baik saja tidak cukup, tapi Pak Menteri minta harus jadi yang terbaik,” tambah Momon.

Selain itu, pegawai Kementerian Pertanian juga dituntut untuk bisa cepat dalam bekerja. Oleh karena itu, penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi wajib. Tanpa penggunaan TIK, akan sulit pekerjaan dilakukan dengan waktu yang singkat.

Menteri Pertanian juga memerintahkan untuk fokus dalam bekerja. Saat ini fokus Kementerian Pertanian adalah mewujudkan swasembada pangan, sehingga semua bagian harus terlibat dan fokus untuk mewujudkan target yang telah ditetapkan.

Hal lain yang ditekankan Menteri Pertanian adalah bekerja dengan berorientasi pada hasil. Akan selalu ada target yang harus dicapai, sehingga hasil pekerjaan yang dilaksanakan bisa dilihat oleh masyarakat.

Penerapan nilai-nilai budaya kerja dan gaya bekerja yang dicontohkan oleh Menteri Pertanian, ujar Momon, bila ditambah dengan loyalitas dan kredibilitas, akan menjamin PNS sukses dalam melaksanakan tugas dan berkarier. “Bila semua itu Saudara terapkan, saya yakin Saudara akan menjadi birokrat yang sukses,” tegas Momon.

Sementara itu, dalam laporannya, Ketua Penyelenggara, Rita Setiawati mengatakan Latsar yang dilaksanakan sejak 1 April hingga 29 Agustus 2018 ini adalah gelombang kedua untuk CPNS Kementerian Pertanian. Kegiatan ini diikuti 80 CPNS yang berasal dari Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen Perkebunan, Ditjen Hortikultura, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Badan Ketahanan Pangan, BPPSDMP, Badan Litbang, dan Badan Karantina Pertanian.

Peserta Latsar akan mengikuti perkuliahan selama 33 hari di PPMKP Ciawi dalam rangka pembentukan karakter PNS, dan akan melaksanakan habituasi di instansi masing-masing selama 3 bulan untuk mengembangkan kompetensi PNS dan penerapan nilai-nilai ASN.

“Sebelum peserta kembali ke instansi masing-masing, peserta akan memaparkan rancangan aktualisasi dalam bentuk seminar. Setelah melaksanakan kegitan selama 3 bulan di instansi masing-masing, peserta akan kembali ke PPMKP untuk memaparkan hasil aktualisasi, juga dalam bentuk seminar,” papar Rita. *** (mnh)