Posted in Berita on Feb 13, 2018.

Ciawi—Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Surachman Suwardi menekankan pentingnya inovasi dalam pelayanan publik. Menurutnya, salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa bisa dilihat dalam pelayanan publiknya. Semakin baik layanan yang diberikan terhadap publiknya, semakin baik pula peringkatnya di mata dunia.

“Ini tantangan besar, saat ini Indonesia berada di urutan lebih dari seratus dari 180 negara dalam pelayan publik,” ucap Surachman saat memberikan pengarahan pada pembukaan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan tingkat IV (Diklatpim IV) angkatan 13 di Komplek Bumi, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Senin (12/2) lalu.

Surachman mencontohkan Malaysia yang diakui memiliki layanan terbaik di ASEAN dalam bidang kesehatan. Di negeri tetangga tersebut, masyarakat bisa mengakses layanan kesehatan secara mudah dan tidak menimbulkan adanya keluhan. “Kuncinya adalah inovasi layanan berbasis kebutuhan,” terangnya.

Oleh karena itu, lanjut Surachman, melalui Diklatpim yang diselenggarakan di PPMKP ini peserta bisa menghasilkan proyek perubahan yang mendorong terjadinya inovasi di bidang pelayanan publik. “Para pejabat seselon IV adalah pimpinan operasional yang menjadi ujung tombak transformasi pelayanan, maka di tangan Saudara lah inovasi layanan publik itu bisa dilakukan,” tegas Surachman.

Proyek perubahan yang dihasilkan dalam diklatpim, papar Surachman, diharapkan yang berkaitan erat dengan program utama yang dilaksanakan Kementerian Pertanian, seperti Upsus Pajale, Sergab, Siwab maupun Brigade Panen. Sehingga apa yang dihasilkan bisa memberikan kontribusi positif bagi kesuksesan program nasional yang saat ini sedang dijalankan pemerintah.

Agar hal tersebut bisa tercapai, para peserta diklatpim harus betul-betul memanfaatkan kegiatan diklat untuk menempa diri dan berbagi pengalaman, sehingga ketika selesai mengikuti diklat bisa benar-benar bisa menjadi agen perubahan. Para peserta dan fasilitator harus mampu menjadikan kegiatan diklatpim sebagai Experience Learning Circle (ELC) dalam skala menengah.

Tentu saja ELC ini sangat dipengaruhi oleh disipilin dan keaktifan peserta, kemauan dan kemapuan sharing pengalaman, serta membahas kasus atau apa yang dikerjakan di kantor. Sehingga hasilnya selain, menambah wawasan, juga bisa meningkatkan kompetensi dalam menyelesaikan masalah.

Diklatpim IV Angkatan 13 tersebut diikuti 40 pejabat dan calon eselon IV Lingkup Kementerian Pertanian ini dijadwalkan berlangsung dari 11 Februari hingga 18 Juni 2018. Peserta akan mendapatkan pembekalan secara klasikal (on campuss) di PPMKP, dan laboratorium kepemimpinan di tempat kerja masing-masing (off campuss), dengan lima tahapan pembelajaran. Tahap pertama adalah diagnosa kebutuhan perubahan, kemudian tahap kedua taking ownership (breakthrough I), tahap ketiga merancang proyek perubahan dan membengun tim. Tahap selanjutnya adalah tahap laboratorium kepemimpinan (breakthrough II), dan tahap terakhir adalah tahap evaluasi. ***(mnh)