Ciawi—Kepala Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemipinan Pertanian (PPMKP), Heri Suliyanto, meminta Pustakawan dan pengelola perpustakaan lebih inovatif dalam memberikan layanan pustaka. Para pustakawan juga harus mengembangkan layanannya sejalan dengan perkembangan teknologi dan trend yang ada. Hal tersebut dilakukan agar perpustakaan, sebagai elemen penting dari ilmu pengetahuan, bisa tetap mengambil peran vital dalam pengembangan lembaga dan kualitas Sumber Daya Manusia.
"Perpustakaan berperan penting sebagai sumber informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh pengelola lembaga, termasuk lembaga pemerintah seperti di Kementerian Pertanian. Meski demikian, layanan perpustakaan harus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi agar tetap bisa jadi sumber pengetahuan yang utama," ucap Heri saat membuka Diklat Teknis Perpustakaan Lingkup Kementerian Pertanian, di Komplek Bumi, PPMKP Ciawi, Senin (05/03).
Dengan kemajuan teknologi informasi saat ini, koleksi pustaka sudah selayaknya dialihmediakan secara digital dan dikelola dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Dengan demikian, masyarakat bisa mengakses koleksi pustaka dengan mudah, melalui perangkat telepon masing-masing.
“Sekarang ini, perpustakaan sudah ada di kantong masing-masing. Dengan handphone yang biasanya disimpan di kantong, kita bisa mengakses koleksi pustaka dimanapun dan kapanpun,” papar Heri.
Meski demikian, lanjut Heri,pustakawan atau pengelola perpustakaan harus bisa menciptakan layanan yang membuat para pengakses informasi tertarik untuk datang secara fisik ke perpustakaan. Di sinilah pentingnya inovasi dalam layanan perpustakaan.
Menurut Heri, perpustakaan sering diidentikkan sebagai gudang ilmu. Tapi tentu, tampilannya jangan seperti gudang, melainkan tempat yang nyaman dan membuat orang tertarik untuk datang.
Hal tersebut bisa dilakukan dengan mengintegrasikan koleksi pustaka denganbenda atau bentuk nyata yang dibahas dalam koleksi pustaka tersebut. “Misalnya, koleksi pustaka yang bertema kopi, maka di situ juga ada, mulai dari bibit, tanamannya, hingga hasil olahannya. Sehingga orang bisa membaca tentang kopi, sekaligus menikmatinya,” ucap Heri.
Oleh karena itu, Heri berharap, setelah mengikuti diklat, para peserta selain menguasai seluk-beluk pengelolaan perpustakaan, juga mampu menciptakan inovasi dalam layanan perpustakaan.
Sementara itu, dalam laporannya, Ketua Panitia Penyelenggara Diklat, Susan Twisawati Indiani menyebutkan kegiatan yang berlangsung dari tanggal 4 hingga 10 Maret itu diikuti 40 orang peserta. “Sebanyak 17 orang dari Badan Litbang Pertanian, 13 orang dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, 5 orang dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, 4 orang dari Sekretariat Jenderal, dan 1 orang dari Ditjen Hortikultura,” jelasnya.
Selama Diklat, peserta akan dibimbing oleh widyaiswara dan fasilitator yang berasal dari PPMKP Ciawi, Perpustakaan Nasional, dan Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka) Kementerian Pertanian.
Pada kegiatan pembukaan tersebut hadir pula Kasubbid Pelayanan Perpustakaan, Riko Bintari yang mewakili Kepala Pustaka Bogor, Koordinator Pustakawan PPMKP Ciawi, Dessy Rachmaniar, dan para fasilitator kegiatan diklat.*** (mnh)