Tangerang--Tidak bisa dipungkiri perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap karakter dan perilaku masyarakat penggunanya. Pun demikian di kalangan anak muda yang sekarang dikenal sebagai generasi milenial. Generasi inilah yang saat ini berada pada masa di bangku sekolah dan golongan pekerja baru. Paparan perkembangan teknologi yang begitu deras, turut pula membentuk karakter generasi ini menjadi unik, berbeda dengan karakter generasi sebelumnya.
Kondisi ini memaksa lembaga pendidikan mengembangkan berbagai metode untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran di era ini. Demikian pula dengan Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) yang terus berupaya mengembangkan teknologi pembelajaran sesuai perkembangan kebutuhan.
Hal tersebut diungkapkan Widyaiswara Ahli Madya PPMKP, Nani Sufiani, usai mengikuti Focus Grup Discussion yang diselenggarakan Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Open Learning Centre (Seamolec) di Kampus Universitas Terbuka, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Jum'at (10/8) lalu.
"PPMKP terus berupaya merespon secara positif perkembangan teknologi dalam pembelajaran agar terus menciptakan inovasi penyelenggaraan pelatihan yang kekinian," ucapnya.
FGD yang mengangkat tema "Teknologi Terbaru untuk Pendidikan Milenial” ini diikuti 50 peserta yang terdiri dari Mahasiswa dan Dosen, Guru Sekolah Menengah Atas, Sekolah Kejuruan, Perwakilan dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud, Kementerian Tenaga Kerja, dan PPMKP.
Pakar Teknologi Informasi, Onno W. Purbo yang menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut mengungkapkan, di era 4.0 ini para petani muda alumni magang Jepang yang telah tergabung dalam komunitas, bisa memanfaatkan teknologi berbasis internet untuk mengembangkan diri dan usahanya. Caranya, dengan bergabung bersama komunitas pemuda lain yang tertarik dengan teknologi informasi. Kemudian bersama-sama mengembangkan sistem berbasis teknologi informasi.
"Tentu ini harus diawali dengan internet masuk desa, kemudian dikembangkan sistem informasi desa, streaming video pertanian, dan hal lainnya yang memudahkan interaksi antar petani alumni magang Jepang," papar Onno yang merespon bahan diskusi yang disampaikan Nani Sufiani.
Menurut Onno yang juga dosen pascasarjana IBI Darmajaya ini, salah satu contoh nyata pemberdayaan masyarakat melalui IT ada di Kabupaten Pemalang melalui Komunitas Puspindes.
Selain Onno, Narasumber yang hadir pada FGD tersebut ada Budi Prasetya dari INTEL Indonesia, Anton Wiranata dari hp.com, Nurul Huda dan Ivan Chandra dari Oracle Indonesia, dan Andes Rizky membentuk SHINTA VR. FGD dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama membahas tentang Networking dan Internet of Things. Sementara sesi kedua membahas tentang AR / VR, Artificial Intelligence, dan Big Data.
Selain ikut aktif pada kegiatan forum, PPMKP mendapatkan kesempatan untuk meninjau langsung bagaimana proses pembelajaran jarak jauh yang diterapkan oleh SEAMOLEC.
“Ada beberapa komponen dalam training online seperti learning management system, situs portal/blog, multimedia-based content, text-based content, server clinet, laptop pc, dan network media (internet)," ucap Handi, Staf IT Network SEAMOLEC.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, Nani yang ditemani Widyaiswara Ahli Muda PPMKP, Agus Amsi Nursyamsi, mengatakan pihaknya mengembangkan pelatihan jarak jauh (PJJ) on line bagi aparatur dan non aparatur pertanian. PJJ ini mengusung konsep ‘blended learning’ yaitu penggabungan pembelajaran tatap muka (face to face) dengan pembelajaran berbasis komputer.*** (yi; ed: mnh)