Ciawi Bogor – PPMKP : Dengan mengetukan palu, Kepala Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Heri Suliyanto membuka secara resmi Pelatihan Leadership di Era Millenial, Senin (15/7).
“ Pelatihan ini selain merupakan amanat dari UU ASN, dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 dimana ASN berhak mendapatkan pengembangan kompetensi, 20 jam pelajaran per ASN pertahun, juga merupakan jawaban atas visi Indonesia, “ ucap Heri mengawali sambutannya di Aula A Asrama Bumi PPMKP.
Di era sekarang lanjut Heri banyak hal – hal yang diluar pemikiran, diluar kebiasaan. Itu merupakan ciri – ciri kita berada di era milenial dan sebagai pemimpin harus siap menghadapinya.
“ Dengan jaman yang terus berubah, sebagai pemimpin dituntut untuk menyesuaikan dengan segala perubahannya, “ ucapnya dihadapan 40 peserta yang merupakan para pejabat Administrator (eselon III) dan pejabat Pengawas (eselon IV) lingkup Kementerian Pertanian.
Ia menambahkan dengan perkembangan teknologi yang menawarkan artificial intelligent, seperti robot pintar dan berbagai macam aplikasi di smartphone, mengancam eksistensi manusia. Sikap malas, manja, egois, dan perilaku serba cepat merupakan sikap – sikap negatif yang melekat pada mayoritas generasi milenial. Oleh karena itu, dibutuhkan karakter kepemimpinan yang mampu mereduksi sikap negatif tersebut dan mampu mengeluarkan semua potensi positif dari kaum milenial seperti melek teknologi, cepat, haus ilmu pengetahuan, dan publikasi.
Pemimpin di era milenial ucap Heri harus bisa memanfaatkan perkembangan dan kemajuan teknologi ini untuk menciptakan proses kerja yang efisien dan efektif di lingkungan kerjanya. Sebagai pemimpin di era ini, Ia juga harus inclusive. Heri menjelaskan agar menjadi pemimpin yang inclusive, pemimpin tidak boleh lagi bertindak sebagai boss.
“ Jangan bertindak sebagai boss melainkan leader, mentor, dan sahabat bagi staf atau anggota timnya karena sebagian besar kaum milenial menganut nilai-nilai seperti transparansi dan kolaborasi dalam hidup mereka, “ jelasnya.
Berani berbeda, baik dari cara berpikir, kebijakan, maupun penampilannya, inipun haru dimiliki. berbeda dalam arti untuk kebaikan tim dan lembaga atau organisasi yang dipimpinnya. Mindset pantang menyerah tentu harus dimiliki oleh semua pemimpin. Apalagi memimpin anak-anak di era milenial yang lekat dengan sikap malas, manja, dan merasa paling benar sendiri.
“ Pemimpin milenial wajib memiliki sikap positive thinking dan semangat tinggi. Hambatan yang muncul seperti kurangnya respect dari pegawai senior maupun junior harus bisa diatasi dengan sikap ulet dan menunjukkan kualitas diri, yang terpenting bukan senjatanya tetapi siapa yang memegang senjata, ” tutupnya. (RG/PPMKP)