Posted in Berita on Jul 12, 2019.

BOGOR – Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Momon Rusmono menemukan hal yang menggelitik dirinya saat mengurus Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL – TBPP) terkait perekrutan menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Berkali – kali beraudiensi dengan Deputy Pengembangan ASN dimana saat itu ada tiga fungsional yang masuk ke ranah Presiden yakni Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masalah bidan dan dokter, Kementerian pendidikan nasional (Kemendiknas) terkait Guru dan Kementan tarkait Penyuluh.

“Saya mempertanyakan mengapa bidan dan dokter bisa sampai usia 40 keluar PPnya, sementara penyuluh tidak,”ungkapnya, Jumat (12/07).

Dari diskusi tersebut kata Momon, terungkap apa yang menjadi kendalanya yaitu mengenai pendidikan penyuluh . Selain masih banyak yang berpendidikan setara SLTA ada pula yang kompetensinya tidak spesifik pertanian. Untuk itu, guna menjaga marwah penyuluhan Momon menegaskan merasa perlu adanya penyempurnaan Permenpan 02/2008.

“ Yang namanya penyuluh pertanian ya harus dari pertanian dan mau tidak mau untuk menjaga marwah, pendidikan penyuluh harus ditingkatkan dimulai dari minimal D3, kemudian untuk selanjutnya D4 dan S1,”ujarnya saat membuka Publik Hearing Penyempurnaan Permenpan 02/2008, Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian.

Dalam acara yang digelar Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) ini Momon menekankan unsur pendidikan penyuluh di Permenpan 02/2008 merupakan salah satu hal yang harus disikapi dan dapat disetujui yang tadinya SLTA bidang pertanian menjadi dipertahankan minimal D3 bidang pertanian.

“Penyesuaian sepertinya sudah tidak tepat, masih banyak sarjana pertanian yang belum bekerja. Jadi mari selamatkan pertaniannya dahulu,”katanya

Menyinggung kemampuan penyuluh dalam penguasaan teknologi , Ia mengatakan, sesuai dengan perkembangan IT yang begitu cepat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) tidak bisa dibendung, ke depan kompetensi dasar penyuluh pertanian adalah TIK. Penyuluh menurutnya harus memahami dan menguasai TIK. Perkembangan pembangunan TIK demikian cepat sehingga perlu dipertanyakan apakah pola pendekatan kelompok, latihan, kunjungan masih tepat.

“Dengan memanfaatkan TIK, ketika begitu banyak start up, jadi mulai sekarang penyuluhanpun sudah mulai memanfaatkan TIK, sehingga dibutuhkan suatu terobosan untuk ini,”jelasnya di Aula Bina Karakter Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP).

(RG/PPMKP)