Cianjur – Jawa Barat. Menindaklanjuti pelatihan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk para penyuluh BPP Kostratani, Kepala Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian, Yusral Tahir melakukan kunjungan kerja ke Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Cianjur, Kamis, 17 Juni 2021. Kunjungan kerja ini merupakan salah satu dari tindak lanjut implementasi pelatihan KUR bagi para penyuluh yang diselenggarakan oleh PPMKP. Masih minimnya angka serapan KUR tahun ini, yaitu dari target Menteri Pertanian 70 Triliun sedangkan yang terserap masih 30,5 Triliun atau sekitar 50 persen dari target menurut Yusral harus lebih dioptimalkan, “Meskipun angka serapan KUR tahun ini naik disbanding tahun lalu, namun Pak Menteri menginginkan 70 Triliiun itu bisa terserap karena itu harus bisa lebih dioptimalkan dengan memberikan pengetahuan KUR bagi para penyuluh dan petani”, jelas Yusral. Hal itu pula yang menjadi salah satu alasan kunjungan kerjanya ke wilayah Cianjur,“ Kami ingin mengetahui sejauhmana angka serapan KUR petani di wilayah Cianjur dan juga kendala yang dialami petani saat pengajuan KUR”, imbuhnya.
Beberapa penyuluh di Cianjur, khususnya Kecamatan Cibeber merupakan peserta pelatihan KUR yang diselenggarakan oleh PPMKP karenanya Yusral berharap penyuluh - penyuluh tersebut dapat berperan mendampingi petani dalam mengajukan KUR. Ia juga mengapresiasi pada penyuluh BPP Cibeber dalam memberikan sosialiasasi KUR pada petani . “Saya bangga sekali karena penyuluh kita kompeten dan sangat intensif sekali dalam menyuluhkan KUR pada teman – teman petani, hal ini terlihat dari data BPP Cibeber, ada sekitar 200an petani kecamatan Cibeber, Cianjur yang mendapatkan dana KUR”, ujarnya.
Yusral mengharapkan kedepannya BPP Kostratani dapat berperan sebagai jembatan dan pemberi rekomendasi bagi pihak bank dalam memberikan KUR Petani, ditambah lagi saat ini para penyuluh BPP Cibeber telah mendapatkan bekal pelatihan KUR dari PPMKP, “ Kedepannya, saya berharap BPP ini dapat dijadikan pemberi rekomendasi dan juga garantor atau penjamin data petani bagi pihak Bank dalam proses pengajuan KUR sehingga Bank tidak kerepotan memverifikasi data petani”, ungkap Yusral.
Iwan Wirawan, selaku Asisten Manajer BRI Cabang Cianjur, membenarkan bahwa pihaknya merasa terbantu dengan adanya BPP “Sebenarnya memang sebelumnya, kami menggunakan rekomendasi dari BPP dalam pengajuan KUR, ada beberapa ajuan petani yang melalui BPP dapat kami proses, sedangkan diluar BPP harus kami survey ulang karena biasanya terkenal “zona merah” nya ”, jelas Iwan. Iwan pun menambahkan apabila BPP mau menjadi garantor atau penjamin data calon debitur petani, pihaknya akan senang sekali, “ Jika BPP bersedia menjadi garantor dalam pengajuan kredit KUR petani, kami akan sangat terbantu, terutama membantu tugas mantri kami dalam verifikasi data”, imbuhnya, karena kendala utama dalam pemberian KUR ini menurut Iwan salah satunya adalah kredit macet. Dengan adanya verifikasi data yang benar, persoalan kredit macet dapat diminimalisir, setidaknya petani yang akan mengajukan KUR ini telah verifikasi data dan dianalisis kelayakan usahanya oleh BPP.
Pelatihan KUR bagi para penyuluh BPP merupakan salah satu program Perubahan Kepala Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional II guna meningkatkan angka serapan KUR untuk petani. Dalam pelatihan tersebut penyuluh dibekali dengan materi dan proses pengajuan KUR sehingga diharapkan penyuluh dari BPP ini dapat mendampingi para petani dalam proses pengajuan KUR di Bank. Melihat BPP Kostratani merupakan garda terdepan dalam program pembangunan pertanian yang dilakukan di tiap kecamatan. Perannya sangat krusial dalam membangun pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, mengatakan BPP Kostratani hadir untuk mengawal program utama kementan, dan tujuan pembangunan pertanian, “ Yang menjadi tujuan pembangunan pertanian sendiri adalah menyediakan pangan bagi 270 juta jiwa rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan meningkatkan ekspor”, ungkap SYL dalam salah satu siaran persnya.
Di akhir, Yusral mengungkapkan harapannya setelah ada pelatihan KUR bagi para penyuluh BPP dan juga koordinasi dengan pihak BRI, akan ada klinik konsultasi KUR sebagai media pendampingan petani dalam mengajukan KUR yang dikoordinasikan oleh BPP, “ Dengan adanya klinik konsultasi KUR ini diharapkan petani dapat melakukan konsultasi dengan penyuluh, mulai dari kelengkapan data admnisitrasi hingga analisa kelayakan usaha dalam pengajuan KUR”, jelas Yusral.
Hal ini juga sejalan dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Dedi Nursyamsi bahwa di Tahun 2021 ini akan memperkuat peran BPP Kostratani, diantaranya sebagai pusat data dan informasi, pusat pembelajaran untuk penyuluh dan petani, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat konsultasi agribisnis dan pusat pengembangan jejaring kemitraan. “ Nah, keberadaan klinik konsultasi KUR ini dapat mencakup lima peran BPP Kostratani tersebut”, pungkas Yusral/ Nita RM.