Posted in Berita on Jan 10, 2017.

Ciawi – Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian no. 31/2016, PPMKP bertugas untuk melaksanakan kegiatan Pendampingan UPSUS PAJALE di Jawa Tengah yang meliputi empat kabupaten, yaitu Temanggung, Magelang, Klaten, dan Sukoharjo.

Untuk mengetahui seperti apa pelaksanaan UPSUS PAJALE yang dilakukan PPMKP di Pokja V Jawa Tengah itu, tim Website PPMKP mewawancarai Penyuluh Pertanian PPMKP, Ruslia Atmaja, SP, yang bertugas melakukan pendampingan UPSUS Pokja V.

Berikut petikan wawancaranya.

- Seperti apakah proses pendampingan UPSUS di 4 Kabupaten di Jawa Tengah? Proses pendampingan dan pengawalan UPSUS yang dilakukan PPMKP terkait monitoring dan evaluasi, karena pendampingan dan pengawalan sebetulnya dilaksanakan oleh lembaga penyuluhan masing-masing serta TNI AD. PPMKP fokus pada optimalisasi lahan (penggarapan lahan secara intensif).

- Dari pengamatan dilapangan, apakah masih terdapat pemanfaatan lahan yang belum optimal? Ada beberapa wilayah yang seperti itu, salah satunya karena ada jalur irigasi tapi airnya tidak ada, bahkan ada yang sama sekali tidak dialiri air. Sehingga dengan adanya upaya khusus ini, pemerintah fokus meningkatkan produksi dengan memperbaiki pengairan, termasuk bantuan sarana bibit, pupuk, dan obat-obatan. Pemerintah juga memberikan bantuan alsintan (alat mesin pertanian) modern untuk membantu petani mulai dari mengolah lahan, menanam, memelihara, hingga memanen secara lebih efektif dan efisien.

- Salah satu permasalahan di sektor pertanian adalah berkurangnya minat generasi muda terhadap pertanian, apakah dengan adanya mekanisasi pertanian ini, ada perubahan minat di kalangan generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian? Pemuda pertanian belum begitu tertarik, tapi kami percaya ada sebuah proses yang sedang berjalan atau nampak para pemuda yang mulai tertarik karena adanya mekanisasi alsintan yang modern. . - Dalam UPSUS PAJALE ini ada keterlibatan banyak pihak seperti TNI AD, mahasiswa, dan yang lainnya. Seperti apa keterlibatan pihak-pihak tersebut? Kementerian pertanian mentargetkan pada tahun 2017 bisa swasembada pangan, walaupun pada tahun 2016 juga sudah tercapai. Salah satu yang terkait salah satunya ada TNI AD, selain untuk pengawalan dan pendampingan, TNI AD juga berperan sebagai Brigade untuk bantuan regu olah tanah.

- Bagaimana pembagian tugas/ proses pekerjaan dilapangan? Keikutsertaan TNI AD dalam program PAJALE lebih ditekankan pada pengawalan, terutama untuk mengawal bantuan-bantuan sosial atau subsidi berupa pupuk, benih, dsb. Bantuan-bantuan ini dilihat sangat rawan dengan penyelewengan, sehingga diperlukan aparat yaitu TNI AD supaya aman dan tepat sasaran. Disisi lain TNI AD juga berperan sebagai Brigade Alsin.

- Seperti apa Brigade Alsin itu? Brigade Alsin maksudnya adalah Pasukan alat mesin pertanian yang diterjunkan untuk membantu para petani untuk membuka lahan baru, mengolah tanah, menanam, dll. Sebagai pelaksanaan dari MoU antara TNI AD dengan Kementerian Pertanian. Diharapkan dengan keterlibatan TNI AD maka pekerjaan petani bisa lebih efisien baik itu biaya, tenaga maupun waktunya.

- Peran dari Perguruan Tinggi dalam hal ini mahasiswa? Para mahasiswa lebih banyak berperan sebagai pendampingan dari segi manajemen sdm, keuangan. Khusus dijawa tengah perguruan tinggi yang terlibat salah satunya dari STPP Magelang.

- Peran Pemerintah Daerah? Perannya tentu sangat penting sekali, karena pemerintah daerah adalah tuan rumah atau yang punya tempat. Sehingga kementerian pertanian memang harus selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat baik itu dengan provinsi, kabupaten, dan lembaga-lembaga yang menangani sektor pertanian.

UPSUS PAJALE yang menjadi salah satu program unggulan untuk menghasilkan kemandirian pangan dan kesejahteraan petani sudah dicanangkan oleh Kementerian Pertanian sejak 2 tahun yang lalu. Realisasinya saat ini penyuluh PPMKP ditugaskan untuk melaksanakan pengawalan dan evaluasi UPSUS PAJALE di Jawa Tengah.

- Peranan penyuluh PPMKP dalam pelaksanaan Upsus Pajale di Pokja V Jawa Tengah? Selain monitoring dan evaluasi PPMKP mempunyai kewajiban meningkatkan kompetensi SDM, karena PPMKP merupakan lembaga pelatihan yang biasa meningkatkan kapasitas dan kompetensi para petugas di lapangan yang terlibat langsung dalam program UPSUS PAJALE. Salah satunya PPMKP menggelar Diklat Penulisan Ilmiah Populer bagi Para Penyuluh yang ada di lapangan guna memudahkan para penyuluh memberikan informasi dalam bentuk tulisan kepada masyarat pertanian. PPMKP juga melaksanakan Diklat Manajemen Kepemimpinan BP3K yang ada di Jawa Tengah. Guna membuat pengelolaan BP3K menjadi lebih baik dalam koordinasi, dan manajemen pengelolaan data (seperti data luas tambah tanam).

- Apakah ada korelasi antara penyampaian dalam bentuk tulisan dengan kenaikan produksi para petani? Tentu iya, karena Produksi meningkat berkat petani yang didampingi oleh penyuluh, hal-hal seperti ini bisa dibuktikan melalui tulisan agar semua khalayak bisa mengetahuinya.

- Dalam program Upsus peningkatakan produksi pajale di tahun 2016 tentu saja ada kendala-kendala yang dihadapi. Seperti apa kendala atau hambatan yang di alami penyuluh PPMKP dalam pelaksanaan UPSUS PAJALE pada tahun 2016? Hambatan yang dihadapi adalah sumberdaya manusia yang bervariatif seperti sikap atau pemahaman yang berbeda-beda. Dan itu menjadi tantangan kami para penyuluh guna menyatukan persepsi masing-masing. Yang kedua adalah masalah validitas data. Data Luas Tambah Tanam (LTT), atau data lapangan lain perlu betul-betul terjamin kebenarannya karena ini menjadi bahan bagi pimpinan untuk menentukan kebijakan. Termasuk masalah koordinasi penginputan data, misalnya ada data yang nol. Itu memang tidak ada pertambahan atau belum dilaporkan datanya. Kendala lain yang sering muncul adalah masalah keterlambatan bantuan benih dan pupuk. Beberapa lalu masih sering terjadi, petani sudah siap tanam, tapi bibit belum ada. Petani akhirnya menanam dengan bibit yang ada, yang kualitasnya tidak terjamin, sehingga tingkat produktivitasnya juga tidak terjamin.

- Apa harapan Anda terkait pelaksanaan Upsus ini? Kegiatan pengawalan, pendampingan, monitoring dan evaluasi UPSUS peningkatan PAJALE di POKJA V Jawa Tengah ini perlu ditindak lanjuti. Ada kegiatan-kegiatan yang sifatnya berkelanjutan, seperti pengembangan kemampuan SDM baik dari sisi teknis produksi maupun dari sisi manajerial pengelolaan pertanian serta kelembagaannya. PPMKP sendiri harus terus melakukan koordinasi dengan empat kabupaten yang menjadi binaan dalam program UPSUS PAJALE ini. ***(mnh,yi)