CIAWI—Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi baru di bidang pertanian harus diimbangi upaya sosialisasi dan penerapannya di kalangan petani. Oleh karena itu penyuluh harus mampu menjadi jembatan ilmu dan teknologi tersebut dari peneliti kepada petani.
Demikian dikatakan kepala Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ir Kemal Mahfud, MM pada penutupan Diklat Dasar Ahli Bagi Penyuluh Pertanian Lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Sabtu (11/5).
Dalam acara yang diadakan di Aula Komplek Bina Karakter PPMKP tersebut, Kepala PPMKP menegaskan bahwa roh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) bukan hanya peneliti, tapi penyuluh juga. “Penyuluhlah yang bisa menyampaikan hasil-hasil penelitian dari para peneliti kepada para petani,” ucapnya.
Sementara itu, M. Chary Septya, seorang peserta asal BPTP Kalimantan Timur, mengungkapkan dalam kesan dan pesannya bahwa waktu pelatihan yang berjumlah 21 hari dirasa terlalu singkat. Menurutnya, ia masih merasa haus dengan ilmu dan pengetahuan yang diberikan dalam diklat seperti ini. Namun demikian, ia mengakui ada kesan yang mendalam dari pelatihan ini.
“Kami di sini dapat memahami dan menguasai dengan baik materi yang diberikan oleh fasilitator atau widyaiswara, terutama Pak Padmo,” ucapnya, kemudian diikuti teriakan “Halo-halo! Masih semangat?” menirukan ciri khas Koordinator Widyaiswara PPMKP, Ir Soenaryono Padmo, MM ketika mengajar.
Diklat yang berlangsung sejak 21 April hingga 11 Mei 2013 ini adalah kerja sama antara Badan Litbang Pertanian dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) yang diadakan di PPMKP Ciawi. Diklat ini diikuti 30 penyuluh pertanian yang berasal dari BPTP Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, NTT, Bengkulu, Bangka Belitung, Riau, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi201320, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Papua dan Papua Barat.** (dnf/ ed: mnh)