Posted in Berita on Apr 05, 2017.

Melanjutkan program G to G antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang yang dituangkan ke dalam Nota Kesepakatan Bersama (MOU) antara Kementerian Pertanian Cq. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) dengan Asosiasi Petani Jepang (JAEC), Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi sebagai salah satu UPT dari BPPSDMP kembali melaksanakan Diklat Pemantapan Calon Magang Jepang Angkatan ke 34.

Dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk menjawab permasalahan pengembangan SDM Petani, sesuai dengan tujuan program, kegiatan magang dipandang dapat menjadi solusi bagi peserta untuk dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan mental pemagang dalam mengelola usaha pertanian yang berorientasi agribisnis dan meningkatkan kemampuan teknis manajerial calon pemagang dalam mengelola agribisnis sesuai dengan komoditinya serta menumbuhkembangkan etos kerja bagi pemagang dan lingkungan usahanya.

Setelah melalui rangkaian seleksi baik di daerah dan pusat tersaring 41 orang peserta yang berasal dari 8 propinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Lampung, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.

Ke-41 peserta sebelum diberangkatkan ke Jepang  diasramakan terlebih dahulu di PPMKP Ciawi untuk ditempa kesiapannya sebagai peserta magang selama kurang lebih 14 hari dari tanggal 29 Maret s.d. 11 April 2017. Materi yang tersusun dalam bentuk kurikulum sebanyak 118 jam pelajaran disampaikan oleh pejabat struktural, pejabat fungsional dan praktisi yang kompeten dibidangnya antara lain, Pusat Pelatihan Pertanian, Widyaiswara PPMKP, Sensei Alumni IKAMAJA, Dosen Bahasa Jepang UNPAD  dan institusi terkait lainnya.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementan, Widy Hardjono, dihadiri Kepala PPMKP Hery Sulianto, Pejabat eselon 3 dan 4 lingkup Kementan, serta dari fasilitator. Dalam sambutannya disampaikan bahwa diharapkan seluruh peserta magang di Jepang harus memiliki pemahaman yang sama bahwa magang di Jepang tidak hanya bekerja semata tetapi juga diberi kesempatan untuk belajar menggali ilmu dibidang pertanian diselang waktu magang.   Sehingga seluruh peserta harus mampu menempatkan diri dengan baik dan menerima ketentuan yang berlaku sesuai dengan kapasitasnya. (***vra)