Posted in Berita on Apr 21, 2022.

Aneka kerajinan khas daerah seperti kain tenun, batik dan produk pertanian yakni teh dan kopi menjadi pilihan petani milenial peserta magang pertanian ke Jepang Kementerian Pertanian (Kementan) untuk dibawa sebagai cindera mata bagi otosannya (induk semang) di Jepang.

Seperti diketahui pada tahun 2022 Kementan kembali memberangkatkan para petani muda Indonesia magang pertanian ke Jepang. Sebanyak 53 petani muda yang telah dikukuhkan sebagai peserta magang pertanian ke Jepang secara resmi dilepas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Selasa sore (19/4).

Dalam kesempatan tersebut Mentan SYL berpesan nantinya para peserta magang dapat mengimplementasikan segala hal yang didapat di Jepang untuk diterapkan di Indonesia.

“ Ilmunya, etos kerjanya, teknologinya, terapkan nanti di Indonesia,” pesan Mentan SYL. Turut hadir Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyampaikan program magang pertanian ke Jepang ini merupakan ajang untuk menggembleng para petani milenial untuk membangun pertanian berwawasan agribisnis.

Hendra Neparasi petani milenial asal Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) mengaku senang dapat magang pertanian ke Jepang. Kesempatan ini akan dipergunakannya untuk belajar sungguh – sungguh agar pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya selama magang kelak dapat dijadikan bekal untuk berusaha tani di tempatnya berasal yakni Desa Teun Baun Amarasi Barat. Tak ketinggalan Iapun ingin mengenalkan pakaian adat NTT berupa selendang tenun Amarasi Barat pada otosan tempatnya tinggal selama magang.

” Sebagai ucapan terimakasih dan mengenalkan tradisi khas kabupaten Kupang NTT, saya bawa selendang tenun adat Amarasi Barat,” ujarnya. Hal yang sama dirasakan Harry Setiawan Purba dari Deli Serdang Sumatera Utara. Sebagai ucapan terimakasih kepada Otosannya sekaligus mengenalkan selendang khas daerahnya Ia memilih ulos untuk dibawa. Sarung tenun sutera bugis tak ketinggalan dibawa oleh Sarifuddin peserta dari Bone Sulawesi Selatan.

” Saya memilih motif yang menurut saya terbaik untuk otosan, semoga nanti mereka senang,” harap Sarifuddin.

elendang juga menjadi pilihan Sapoan Bahri peserta magang dari Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Lewat selendang tenun khas Lombok Ia berharap Otosannya akan mengenal Lombok. Sementara itu Lucky Strada Nova satu dari empat peserta wanita dalam program magang pertanian ke Jepang angkatan 37 ini memilih batik Jambi sebagai cindera mata. Ia beralasan karena Indonesia terkenal dengan batiknya. Selain itu Lucky juga menyertakan teh dan kopi sebagai oleh – oleh.

” Yang saya tahu Otosan saya di Jepang suka minum teh. Untuk kopi di tempat asal saya banyak memproduksi kopi termasuk usaha tani saya kopi maka dari itu saya bawa kopi, ” bebernya.

Sebagai informasi 53 orang pemuda tani yang berasal dari berbagai wilayah Indonesia ini akan magang selama 12 hingga 18 bulan. Mereka ditempatkan pada 4 Accepting Organization di Jepang antara lain Japan Agriculture Exchange Council (JAEC) 17 orang, Niigata Agriculture Exchange Council (NAEC) 5 orang, International Agricultural Exchange Council (IAEA) Gunma 27 orang dan Ibaraki Chuo Engei (ICE) sebanyak 3 orang. Secara bertahap mereka diberangkatkan mulai 21 April hingga Mei 2022.

** Regi/PPMKP