Majalengka : Lima angkatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Petani dan Penyuluh Aspirasi Komisi IV DPR RI yang digelar Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi Bogor, berturut – turut dilaksanakan mulai 20 – 22 Februari 2021..
Angkatan I dan II diikuti 200 peserta yang antusias dikelas komoditas padi dan peternakan. Tidak kurang dari 500 orang peserta terdiri dari petani penyuluh sudah terdaftar untuk mengikuti kegiatan yang di dibuka anggota dan Badan Musyawarah Komisi IV DPR RI Sutrisno didampingi Kepala PPMKP Yusral Tahir, Sabtu pagi (20/02/2021).
Kolaborasi Kementerian Pertanian (Kementan) dengan Komisi IV DPR RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) ini adalah untuk menjawab berbagai persoalan yang dihadapi oleh petani,
“ Pemerintah atas kesepakatan dengan DPR RI menyelenggarakan bimbingan tehnis (Bimtek) bagi Petani dan Penyuluh. Program ini adalah program aspirasi anggota DPR untuk menjawab berbagai persoalan yang dihadapi oleh rakyat, “ ujar wakil dapil Subang, Majalengka dan Sumedang ini.
Lebih jauh Sutrisno mengatakan menyediakan pangan yang cukup adalah tugas negara. Meski demikian agar produksi dalam negeri bisa mencukupi kebutuhan pangannya, semua harus bersatu bergotong royong membangun pertanian. Mulai dari pusat, pemerintah provinsi, kabupaten sampai kedesa, dengan para petani.
Kata Sutrisno agar pangannya cukup, menurut UU Cipta Kerja kesediaan pangan negara pertama diperoleh dari hasil produksi dalam negeri yang dihasilkan oleh petani. Yang kedua dari cadangan pangan nasional dan ketiga dari impor.
‘ Nah untuk impor jangan sampai impor, kalau impor nanti bisa menggeser produksi saudara – saudara, kalau tidak bisa bersaing,” ungkapnya.
Untuk mendorong hal tersebut pemerintah dan DPR RI sebagai pembuat regulasi memfasilitasi petani berupa sarana dan prasarana produksi dari mulai mengolah tanah sampai panen. Ia mengajak petani memanfaatkan fasilitas – fasilitas yang diberikan pemerintah tersebut dengan baik.
“ Alsintan, traktor roda dua dan roda empat, pompa air, cultivator, hingga alat penyemprotan, demikian juga alat panen semua untuk petani agar biaya produksinya bisa ditekan, ditingkatkan produksinya. Kelebihan buat petani bisa lebih besar, “ ucapnya.
Tidak hanya alat tapi juga benih, subsidi pupuk. Fasilitas lain yakni petani diasuransikan. Ketika musim tanam petani daftar asuransi yang preminya sebagian besar ditanggung pemerintah. Sehingga ketika terkena musibah banjir misalnya bisa mendapat penggantian. Ketika petani tak punya modal, pemerintah sudah menyiapkan kredit usaha rakyat (KUR) yang bunganya dengan bunga rendah empat persen setahun.
Mengenai peningkatan produksi Yusral Tahir Kepala PPMKP menyampaikan petani jangan takut untuk mengadopsi teknologi – teknologi baru.
‘ Memang tidak mudah mengadopsi teknologi baru, tidak semudah membalik telapak tangan. Tapi mencoba jangan takut gagal. Jika berhasil itu baik, tapi mencoba gagal, diantara kegagalan itu pasti ada hal – hal yang bisa kita pelajari, kenapa gagal, “ ujarnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan kehadiran fasilitas sarana prasarana dari pemerintah untuk petani diantaranya kredit usaha rakyat (KUR) pertanian merupakan salah satu upaya negara memastikan kesejahteraan para petani. Selain itu, tegas Syahrul, untuk membangun pertanian yang maju, mandiri, dan modern.
Tidak hanya untuk petani sarana prasarana untuk para penyuluh pertanian juga diprioritaskan. Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan sarpras ini diberikan untuk meningkatkan kemudahan dan kontribusi penyuluh dalam melakukan pendampingan petani. Peran penyuluh kata Dedi sagat menentukan peningkatan produksi dan kesejahteraan petani serta mentransformasi ilmu pengetahuan untuk pembangunan pertanian berbasis digital atau teknologi 4.0. (Regi/PPMKP).