Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tidak dapat dipisahkan dari produk pertanian. Menurutnya kolaborasi pembanguan pariwisata perdesaan dengan sektor pertanian dapat menjawab krisis pangan yang kita hadapi saat ini
“Hasil olahan pertanian lokal, pangan nusantara adalah salah satu bentuk ciri khas Indonesia. Jadi pertanian ini ibaratnya di hulu sementara ekonomi kreatif ini di hilir”, Kata Menteri Sandi saat menyampaikan materi di Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II yang diselenggarakan Kementerian Pertanian
Selanjutnya Sandi mengatakan tren pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya tren pariwisata pedesaan yang saat ini tengah bermunculan dapat membuka peluang bagi daerah berbasis agraris dalam mengembangkan produk pertanian lokalnya
“Tren pariwisata pedesaan dapat membuka peluang bagi daerah dengan basis agraris, sehingga mereka tidak hanya menjadi destinasi wisata tetapi juga menjadi penyumbang ketahanan pangan melalui pengembangan produk lokalnya”, lanjut Sandi
Oleh karenanya ia mengajak pada seluruh peserta untuk berkolaborasi membangun sinergi dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia
Sementara itu, Menteri Pertanian, Syahru Yasin Limpo menekankan pentingnya kerjasama dalam penanganan ketahanan pangan
“Kita harus optimalkan dan maksimalkan semua kegiatan, harus terkonsep dan terkoordinasi, kita butuh kerja sama dengan institusi lain” ujar Mentan SYL.
Seperti diketahui, ketahanan pangan saat ini tengah menjadi isu utama dunia. Pandemi Covid-19, pembatasan ekspor oleh banyak negara produsen pangan serta konflik antara Rusia dengan Ukraina menjadi penyebab krisis pangan atau kelaparan yang terjadi di dunia saat ini
Meski begitu, Mentan SYL optimis dengan seluruh upaya yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian dalam menangani ancaman krisis pangan global
“Sektor pertanian satu-satunya sektor yang mampu tumbuh menggeliat dan positif meski dalam kondisi pandemi Covid-19. Tidak itu saja, kita juga mencatat kenaikan ekspor di angka 40 persen. Kondisi ini akan terus kita pertahankan dan tingkatkan,” ujarnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan salah satu solusi krisis pangan global yaitu dengan smart green house.
“Mari kita atasi krisis pangan dengan menggenjot pangan yang di miliki di Indonesia bukan hanya produksinya tapi juga olahannya, pertanian menyumbang inflasi yang tinggi sehingga harus dikendalikan, kebutuhan dalam negeri haruslah aman,” jelas Dedi. Nita/PPMKP