Posted in Berita on Mar 31, 2017.

Ciawi--Fenomena pangan, memang sangat sangat mencengangkan. Lonjakan harga cabai beberapa bulan terakhir berdampak cukup luas. Meski bukan bahan pangan pokok, tapi tetap saja kenaikan harga cabai ini berimbas pada perekonomian nasional, yaitu menjadi pendorong terjadinya inflasi.

Untuk mengatasi gejolak harga tersebut, Kementerian Pertanian meluncurkan Program Gerakan Nasional Menanam Cabai (Gertam Cabai) di Lapangan Divisi Infanteri 1 Kostrad Cilodong, Depok, 22 November 2016.  Gerakan ini secara massif dilaksanakan pula oleh Unit-Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Kementerian Pertanian dengan mengikutsertakan elemen-elemen yang ada di masyarakat.

Demikian pula Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, sebagai salah satu UPT kediklatan di bawah Kementerian Pertanian, turut berkiprah dalam Gertam Cabai ini. Jum’at (31/3) lalu, secara resmi Kepala PPMKP meluncurkan Gerakan Tanam Cabai di lingkup Ciawi dengan membagikan 1.000 bibit cabai siap tanam kepada siswa SMP, Karang Taruna, PKK, dan Dharma Wanita yang berada di Kecamatan Ciawi.

Kepala PPMKP mengajak masyarakat dan para pegawai PPMKP untuk turut terlibat dalam kegiatan Gertam Cabai dengan slogan, “satu kepala, 20 pohon”. Selain hasilnya bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga, budidaya cabai yang baik memiliki nilai ekonomis yang tinggi sekaligus menjadi jaring pengaman ketika ada kenaikan harga, terutama menjelang bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri.

“Bisa dibayangkan, jika satu keluarga bisa membudidayakan 20 pohon. Setiap pohon pada masa panennya bisa menghasilkan 0,6 kilogram per pekan. Maka setiap keluarga setiap pekan bisa menghasilkan 12 kg. Jika dijual 20 ribu saja per kilo, sudah ada tambahan penghasilan Rp. 240.000 per pekan,” papar Heri.

Belum lagi, tambah Heri, jika hasil Gertam Cabai ini diakumulasikan. Jika 60 persen saja dari 10 ribu  bibit yang dibagikan bisa berproduksi dengan baik, maka menjelang bulan puasa nanti, akan ada suplai cabai sebanyak 3,6 ton per pekan di Ciawi.

“Saya pikir ini sudah bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang membeli cabai ke Pasar Ciawi,” jelas Heri.

Heri juga mengatakan, nilai ekonomis tersebut akan terus berlanjut, karena masyarakat bisa kembali meneruskan menanam kembali cabai dari bibit yang berasal dari tanaman yang ada. Selain itu, melalu Gertam Cabai tersebut, masyarakat bisa mengoptimalkan lahan yang dimiliki, baik itu pekarangan atau yang lebih luas lagi yaitu lahan tidur yang ada di sekitar permukiman warga. (***tata sukmara; ed: mnh)