Ciawi--Upaya mengaktulisasikan kembali nilai-nilai positif bangsa untuk menggerakkan percepatan pembangunan nasional kembali mengemuka setelah Presiden Joko Widodo mencanangkan Gerakan Revolusi Mental. Melalui gerakan ini diharapkan terjadi perubahan pola pikir dan budaya kerja yang konstruktif yang dibutuhkan dalam pembangunan di era sekarang ini. Sebagai bagian dari upaya pelaksanaan Gerakan Revolusi Mental di Kementerian Pertanian, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimipinan Pertanian (PPMKP), Senin (28/11) menggelar Training for Trainer (ToT) Gerakan Nasional Revolusi Mental yang diselenggarakan di Komplek Bumi, PPMKP.
Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) itu berlangsung selama tiga hari dan diikuti oleh 34 pejabat eselon 2 dan 3 lingkup Kementerian Pertanian.
Dalam arahannya, Kepala BPPSDMP, Pending Dadih Permana mengatakan bahwa Gerakan Revolusi Mental yang dicanangkan dalam Nawacita adalah upaya untuk membangun kembali mental para pemimpin bangsa dan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai positif bangsa ini. Revolusi Mental sebagai gerakan nasional harus didukung penuh oleh seluruh elemen bangsa. Oleh karena itu, lanjut Dadih, para birokrat atau unsur birokrasi harus menjadi garda terdepan dari gerakan revolusi mental.
Kegiatan Pelatihan Gerakan Revolusi Mental yang diawali dengan ToT, papar Dadih, merupakan bukti komitmen Kementerian Pertanian dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional. "Kementerian Pertanian berkomitmen untuk menjadi penggerak Revolusi Mental. Revolusi Mental itu bukan pilihan, tapi keharusan. Oleh karena itu, Bapak dan Ibu peserta ToT ini diharapkan mampu menjadi agen perubahan dan menjadi penggerak Revolusi Mental di instansinya masing-masing," tegasnya.
Sementara itu, dalam sambutannya Kepala PPMKP, Heri Suliyanto mengungkapkan jikaRevolusi Mental yang dicetuskan oleh Presiden Sukarno ini esensinya tetap relevan hingga saat ini. Gerakan secara Nasional untuk membumikan revolusi mental perlu dirancang secara rapi agar memberikan dampak yang bisa dirasakan. Oleh karena itu, melalui kegiatan ToT tersebut, Heri mengharapkan bisa dihimpun ide-ide dan strategi bersama untuk menggerakkan revolusi mental secara lebih luas dan massif. (*mnh)